Sri Mulyani Bagikan Perjalanan Kariernya Lewat Buku Biografi Berjudul No Limits

Mela Syaharani
20 September 2024, 22:28
sri mulyani, menkeu, autobiografi
Fauza Syahputra|Katadata
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menyampaikan pemaparan saat peluncuran buku Sri Mulyani Indrawati The Authorized Biography NO LIMITS Reformasi Dengan Hati karya penulis Metta Dharmasaputra di Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Button AI Summarize

Menteri Keuangan Sri Mulyani hari ini meluncurkan buku biografi berjudul "No Limits, Reformasi dengan Hati" yang ditulis oleh Co-Founder dan CEO Katadata, Metta Dharmasaputra. Buku tersebut banyak mengabadikan perjalanan karier Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebut ide buku ini pertama kali muncul pada 2019. Rionald Silaban, yang saat itu menjabat Ketua Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, menyarankan kepadanya agar membagi pengetahuan kepada orang lain lewat buku.

Sri berharap setiap peristiwa yang dijalaninya bisa ditulis agar menjadi aset bagi institusi Kementerian Keuangan. Apalagi, dirinya telah menjabat sebagai Menkeu dengan waktu panjang.

“Itu kebetulan banyak sekali kejadian penting. Saya merasa perlu dibukukan sehingga generasi selanjutnya punya playbook untuk dilihat,” kata Sri Mulyani dalam peluncuran buku tersebut di Kementerian Keuangan pada Jumat (20/9).

Sri Mulyani mengatakan, dalam 20 tahun terakhir dia telah menghadapi berbagai peristiwa penting dan sulit. Mulai dari tsunami Aceh, krisis keuangan global, pandemi Covid-19, hingga kondisi geopolitik yang menyebabkan harga minyak tinggi.

Sri menyebut, informasi seperti ini perlu diakses mudah karena Indonesia tergolong jarang mengabadikan pengetahuan. Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan dirinya tak punya waktu untuk menulis.

“Makanya Pak Rionald mulai menginisiasi dengan Mas Metta. Kemudian dibuatlah cerita authorized paper,” ujarnya.

Penulis buku, Metta Dharmasaputra menceritakan bagaimana perjalanan hingga lahirnya karya ini. Metta mengatakan pada 13 Desember 2019 lalu ia diberi kepercayaan untuk menulis. Selama itu dia berkesempatan bertemu 10 kali dengan Sri Mulyani.

Kesulitan lainnya, sempitnya waktu yang dimiliki Sri Mulyani. Metta mengatakan Sri sering tak ada waktu untuk meminta ulasan buku yang tengah ditulis.

“Sangat sulit waktunya, kemudian sulit juga karena harus menerjemahkan Bu Ani dari foto-foto,” kata Metta.

Namun Metta mengaku lega karena buku ini akhirnya dapat diterbitkan. Metta mengatakan, sejak awal pembicaraan pembuatan buku ini, Sri Mulyani berpesan agar isinya tidak berisi pujian.

Metta mengatakan Sri Mulyani ingin buku ini ada untuk mentransfer semua pengetahuan dan pengalaman untuk generasi ke depan. "Karena pengalaman di Bank Dunia, orang yang mau lengser diserap dulu pengetahuannya kemudian dibukukan. Ini yang kita tidak punya,” ujarnya.

Metta menyebut, buku ini diperlukan karena Sri Mulyani selalu hadir di setiap krisis. Metta juga turut menyampaikan pesan dari Jim Yong Kim bahwa Bank Dunia tidak akan ada seperti sekarang tanpa seorang Sri Mulyani.

“Saya kira ketika hari-hari ini arus politik begitu besar, teknokrasi yang diwariskan Bu Ani patut dijaga,” kata dia.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...