Harga Emas di Pasar Spot Naik Lagi Dipicu Pelemahan Dolar AS dan Data Inflasi

Nur Hana Putri Nabila
28 November 2024, 08:32
Emas
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/YU
Pramuniaga menunjukan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Jumat (22/11/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Harga emas menguat pada perdagangan Rabu (27/11) yang menunjukkan pemulihan dari level terendah didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, kenaikan harga emas mulai berkurang setelah data menunjukkan bahwa penurunan inflasi terhenti. 

Merujuk data pasar, Emas spot naik 0,3% menjadi US$ 2.638,90 per ounce pada pukul 01:41 ET (1841 GMT) dan emas berjangka AS ditutup terapresiasi 0,7% menjadi US$ 2.639,90. Analis memperkirakan Federal Reserve AS mungkin akan lebih berhati-hati untuk melanjutkan penurunan suku bunga.

Selanjutnya harga perak spot naik 1,1% menjadi $30,09 per ounce, sementara harga platinum tumbuh 0,1% menjadi $928,17. Di sisi lain, harga palladium turun 0,4% menjadi $973,76. Sementara pasar AS akan tutup pada Kamis (28/11) untuk liburan Thanksgiving.

Kemudian belanja konsumen di AS meningkat pada Oktober. Meski begitu, tetapi upaya untuk menurunkan inflasi tampaknya terhenti dalam beberapa bulan terakhir.

Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible, mengatakan bahwa penurunan pada harga logam baru-baru ini sebagian besar dipicu oleh kenaikan pendapatan pribadi. Menurutnya, apabila konsumen tetap kuat meskipun inflasi lebih tinggi, ini menunjukkan adanya daya tahan dalam perekonomian.

“Dan Federal Reserve mungkin akan lebih enggan untuk terus memangkas suku bunga secara agresif,” ucap Streible dikutip dari Reuters, Kamis (28/11).

Selain itu, Streible mengatakan bahwa indeks dolar (DXY) turun 0,8%, mencapai level terendah dalam dua minggu. Hal ini membuat emas menjadi lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Bahkan emas berpotensi mencapai US$ 3.000 pada dua kuartal pertama tahun 2025. 

Sementara itu, lonjakan inflasi yang tajam bisa memaksa Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga, yang berpotensi mengganggu tren positif pasar emas. Saat ini, pasar memperkirakan peluang 70% untuk penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada Desember. 

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung lebih menarik di lingkungan dengan suku bunga rendah. Adapun sebelum rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), harga emas sempat naik hingga 1%.

Rebound ini terjadi setelah harga emas turun sebesar US$ 100 pada hari Senin (25/11), yang menjadi penurunan harian terbesar emas dalam lebih dari lima bulan terakhir. Hal itu sebab permintaan sebagai safe haven berkurang setelah pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang didukung oleh Iran. 

Harga emas jatuh ke level terendah sejak 18 November pada sesi sebelumnya. Asisten Ekonom Iklim dan Komoditas di Capital Economics, Hamad Hussain mengatakan volatilitas yang lebih besar mungkin akan terjadi pada harga emas dalam waktu dekat. “Terutama menjelang pelantikan Donald Trump dan perkembangan situasi di Timur Tengah," ucap Hamad. 



Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...