Luhut Sebut Abu Dhabi Berminat Membentuk Joint Venture dengan Danantara

Ringkasan
- Banyak pihak tertarik melakukan joint venture dengan Danantara, badan investasi yang akan mengelola aset BUMN besar Indonesia.
- Abu Dhabi tertarik menginvestasi dalam sektor energi baru terbarukan di Indonesia melalui kerja sama dengan Danantara, dengan rencana suplai 10 gigawatt.
- Pembentukan Danantara diharapkan membuat BUMN lebih efisien dan transparan dengan memungkinkan mereka melakukan joint venture dengan berbagai perusahaan.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Panjaitan menyebut banyak yang ingin melakukan joint venture atau membentuk usaha patungan dengan Badan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Minat ini muncul setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan akan meluncurkan Danantara pada 24 Februari 2025.
Kepastian kerja sama itu ia dapatkan setelah bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei. “Mereka mengatakan kami ingin bergerak sangat cepat, bergabung dengan usaha patungan Danantara, dengan beberapa perusahaan di bawahnya,” kata Luhut usai menghadiri acara Indonesia Economic Summit 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (18/2).
Ia mengatakan Abu Dhabi memiliki dana investasi sekitar ratusan miliar dolar Amerika Serikat. Negara itu tertarik melakukan ekspansi bisnis ke sektor energi baru terbarukan atau EBT.
Apalagi saat ini Indonesia juga tengah berencana menambah kapasitas bauran EBT di dalam negeri. Kapasitas EBT ini ditargetkan bisa mencapai 75 gigawatt (GW) pada 20240. “Mereka (Abu Dhabi) bilang ke saya mau memasok 10 giga watt,” ucap Luhut.
BUMN Jadi Lebih Efisien
Danantara dibentuk untuk fokus pada investasi dan pengelolaan aset. Perusahaan ini akan mengelola tujuh badan usaha milik negara (BUMN) besar di Indonesia yang menguasai berbagai sektor mulai dari perbankan, energi, telekomunikasi, dan pertambangan.
Luhut memastikan pembentukan Danantara akan membuat BUMN lebih efisien dan transparan. “Ini akan menjadi langkah yang sangat strategis dari pemerintah,” ujarnya
Ia menilai, Danantara yang mengelola Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Nasional Indonesia, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID itu bisa melakukan joint venture dengan banyak perusahaan.
“Mereka punya kewenangan untuk mendirikan atau membuat usaha patungan dengan perusahaan manapun. Jadi dengan kata lain, semua BUMN yang kita miliki saat ini akan transparan dan akan efisien,” kata Luhut.