Prabowo Targetkan Pendapatan Warga RI Rp11 Juta/Bulan pada 2029, Ini Skenarionya
Presiden Prabowo Subianto berambisi mengejar pertumbuhan ekonomi mencapai 8% pada 2029. Pendapatan per kapita Indoensia pada tahun terakhir pemerintahan Prabowo itu pun ditargetkan mencapai US$ 8.000, setara Rp 130,96 juta atau Rp 10,9 juta per bulan jika mengacu kurs rupiah 16.371 per dolar AS.
Target pemerintahan Prabowo ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. “Indonesia diharapkan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 8,0% yang dilandasi dengan stabilitas ekonomi makro yang kuat,” demikian tertulis dalam beleid tersebut dikutip Kamis (6/3).
Skenario Pertumbuhan Ekonomi 2025-2029
Pemerintah membeberkan skenario pertumbuhan ekonomi pada periode 2025-2029 dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2025. Skenario ini dibuat berdasarkan hitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas,
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Angka ini lebih tinggi dari asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2025 sebesar 5,2%.
Prabowo kemudian menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2026 mencapai 6,3%, pada 2027 menjadi 7,5%, dan pada 2028 sebesar 7,7%. Pada 2029, pertumbuhan ekonomi ditargetkan dapat menyentuh 8%.
“Berdasarkan target atau sasaran bcsar pembangunan selama lima tahun ke depan, maka kebijakan ekonomi makro akan didukung kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural yang adaptif,” kata Perpres tersebut.
Modal Indonesia Kejar Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Prabowo menargetkan perbaikan kualitas pembangunan. Hal ini akan menjadi modal bagi Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Pertumbuhan inklusif dicerminkan melalui penurunan tingkat kemiskinan dan rasio gini sebagai indikator ketimpangan,” kata beleid tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin pada September 2024 mencapai 24,06 juta orang. Angka ini menurun 1,16 juta orang dibandingkan Maret tahun yang sama dan menurun 1,84 juta orang terhadap Maret 2023.
Jika dilihat persentasenya, BPS melaporkan tingkat kemiskinan pada periode tersebut mencapai 8,57%. Angka ini menurun 0,46% persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,79% poin terhadap Maret 2023.
Pertumbuhan ekonomi tinggi juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Hal ini melalui penerapan ekonomi hijau dan ekonomi biru sebagai sumber-sumber pertumbuhan baru untuk mencapai target penurunan intensitas emisi gas rumah kaca dan peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup.
