Airlangga Tepis Rumor Mundur, Pastikan Sri Mulyani Tetap di Kabinet Merah Putih


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menepis rumor yang menyebut dirinya akan mundur dari menteri Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto. Rumor itu beredar seiring dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan dalam beberapa hari beruntun.
"Saya tetap bekerja, konsentrasi bekerja dan tidak ada rencana mundur," kata Airlangga di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (18/3).
Airlangga juga menyanggah spekulasi soal isu Sri Mulyani yang disebut akan melepas jabatan menteri keuangan di Kabinet Merah Putih. Ketua Umum Partai Golkar 2017-2024 itu menyebut dirinya sudah berkomunikasi dengan Sri Mulyani pada siang hari ini.
"Bu sri mulyani juga sudah saya komunikasi tadi siang. Beliau juga sedang bekerja penuh. Jadi itu hoaks," ujar Airlangga.
Pilarmas Sekuritas sebelumnya menyampaikan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG adalah beredarnya rumor mengenai kemungkinan Sri Mulyani mundur dari jabatannya sebagai menteri keuangan. Kabar ini berdampak pada potensi menurunnya kredibilitas keuangan pemerintah dan memicu terjadi capital outflow.
IHSG ditutup turun 3,84% ke level 6.223 pada perdagangan Selasa (18/3). Sitauasi IHSG ini membaik dibanding penutupan perdagangan sesi I yang ditutup turun hingga di atas 6%.
Pilarmas Sekuritas menyampaikan indeks IHSG tidak berdaya dan terkena trading halt yang kemungkinan dipengaruhi sikap pelaku pasar.
Pilarmas menilai pelaku pasar menunjukkan kekhawatiran atas kondisi ekonomi dalam negeri yang merupakan respon atas hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia atau LPEM UI.
Dalam surveinya, LPEM UI mengungkapkan sebanyak 55% ekonom sepakat bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini memburuk dibandingkan tiga bulan lalu. Sehingga hasil survei mengindikasikan bahwa kondisi saat ini memicu pandangan pesimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Survei tersebut juga menyoroti kemungkinan terjadinya pelemahan ekonomi pada masa akan datang. Adapun saat ini, Kementerian Keuangan mencatat, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN pada Februari 2025 sebesar Rp 31,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara baru mencapai Rp 316,9 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp 348,1 triliun dalam dua bulan pertama tahun ini. Pada akhirnya, Kemenkeu mencatat defisit APBN Rp 31,2 triliun atau 0,13% dari produk domestik bruto (PDB).
Faktor lainnya yang mengganjal gerak IHSG adalah pelaku pasar juga diselimuti kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dampak dari kondisi melebarnya defisit APBN.
Pelaku pasar juga ragu setelah sejumlah sovereign wealth fund menurunkan rating saham Indonesia seperti yang diumumkan Morgan Stanley dan Goldman Sachs.
Pemicu selanjutnya adalah adanya sentimen negatif atas peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. "Juga respon pasar yang menyikapi keraguan pasar dalam Danantara,” tulis Pilarmas Sekuritas dalam riset resminya Selasa (18/3).