Ekonomi Singapura Lesu, Inflasi Terendah dalam 4 Tahun Terakhir

Ringkasan
- Inflasi Singapura pada Februari 2025 mencapai 0,9%, terendah dalam empat tahun terakhir dan sesuai prediksi. Inflasi inti juga turun menjadi 0,6%, lebih rendah dari bulan sebelumnya dan ekspektasi pasar.
- Tren penurunan inflasi mendorong pelonggaran kebijakan moneter, namun muncul kekhawatiran akan penurunan yang terlalu cepat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
- MAS memproyeksikan inflasi umum 1,5%-2,5% dan inflasi inti 1%-2% pada 2025, serta memperkirakan pertumbuhan PDB hanya 1%-3%, lebih lambat dari tahun sebelumnya.

Singapura mencatat, inflasi pada Februari 2025 sebesar 0,9% secara tahunan, terendah dalam empat tahun terakhir. Angkai ini sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan lebih rendah dari angka bulan Januari sebesar 1,2%.
Inflasi inti, yang tidak termasuk harga akomodasi dan transportasi pribadi, tercatat 0,6%, lebih rendah dibandingkan Januari sebesar 0,8% ataupun ekspektasi pasar 0,7%.
Inflasi di Singapura sebagian besar menunjukkan tren penurunan, yang menyebabkan otoritas moneter negara ini melonggarkan kebijakan moneternya untuk pertama kalinya sejak Januari 2020. Ada kekhawatiran penurunan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan dan peringatan tentang perlambatan pertumbuhan.
Otoritas Moneter Singapura atau MASmemperkirakan inflasi umum rata-rata 1,5%–2,5% pada tahun 2025, dibandingkan dengan 2,4% pada tahun 2024.
MAS juga menurunkan perkiraannya untuk tingkat inflasi inti pada Januari menjadi rata-rata 1%–2% pada tahun 2025, lebih rendah dari 1,5%–2,5% yang diproyeksikan dalam rilis kebijakan moneter Oktober 2024.
Pertumbuhan PDB Singapura diproyeksikan hanya mencapai 1%-3% pada tahun 2025, lebih lambat dibandingkan dengan 4,4% yang terlihat pada 2024.