Harga Minyak Jatuh di Angka Terendah Empat Tahun, Sempat Sentuh US$ 61 per Barel


Harga minyak Amerika Serikat turun ke level terendah sejak 2021 minggu ini. Sebagian dipicu kekhawatiran kerugian ekonomi imbas pengumuman tarif impor Trump.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun lebih dari 6% menjadi US$ 62,72 per barel pada Jumat (4/4). Harga sempat turun di bawah US$ 61. Penurunan terbaru terjadi setelah penurunan 6,6% pada Kamis (3/4).
“Penurunan cepat harga minyak terjadi karena dinamika penawaran-permintaan untuk pasar energi terpukul di kedua sisi,” tulis laman CNBC, Jumat (4/4).
Ekonom Wall Street memperkirakan kemungkinan resesi global usai pengumuman tarif impor oleh Trump. Faktor prospek ekonomi menjadi faktor utama harga minyak, karena konsumen dan produsen saling menggunakan minyak untuk produksi dan konsumsi mereka.
"Meskipun saat ini sulit untuk memprediksi arah perkembangan secara keseluruhan, kami yakin bahwa untuk harga minyak, lintasannya jelas satu arah," kata kepala penelitian komoditas global di JPMorgan Natasha Kaneva, dilansir dari CNBC.
Ekonomi Melemah, Pasokan Minyak Global Melonjak
Pada hari Kamis, delapan anggota OPEC+ sepakat menaikkan produksi minyak mentah harian gabungan mereka sebesar 411 ribu barel per hari. Peningkatan produksi tersebut lebih besar dan lebih cepat daripada yang diantisipasi pasar.
Dalam Power Lunch CNBC, Kamis (3/4), Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, Helima Croft, mengatakan keputusan tersebut berasal dari perselisihan internal di antara anggota OPEC+.
"Negara-negara yang mendorong keputusan ini berkata, 'Lihat, semua orang mengira kita butuh minyak seharga $90. Kami ingin menunjukkan kepada anda bahwa kami tidak butuh harga yang lebih tinggi. Kami siap menanggung harga yang lebih rendah untuk sementara waktu,'" kata Croft.
Sikap kebijakan AS terhadap produsen minyak utama, Iran dan Venezuela, dapat menjadi faktor lain yang perlu diperhatikan terkait harga energi di masa mendatang. Croft menjelaskan, yang pasti harga minyak yang lebih rendah dapat membantu mengimbangi kenaikan harga barang lain yang disebabkan oleh perang dagang global.
Pemerintahan Trump telah menggembar-gemborkan produksi energi yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah sebagai cara untuk memerangi inflasi yang membandel yang masih berada di atas target Federal Reserve sebesar 2%.