Ekonomi Korsel Minus 0,2% pada Kuartal I 2025, Berpotensi Resesi?


Ekonomi Korea Selatan secara tak terduga terkontraksi atau turun 0,2% pada kuartal I 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya. Kontraksi ekonomi ini merupakan yang pertama sejak kuartal kedua 2024 dan berbalik dibandingkan survei Reuters yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,1%.
Mengutip Reuters, data yang dirilis Kamis (24/4) ini akan meningkatkan seruan bagi Bank of Korea untuk kembali memangkas suku bunga paling cepat bulan depan karena para pembuat kebijakan khawatir tentang konsekuensi kebijakan tarif Amerika Serikat.
Ekspor menjadi andalan perekonomian Korea Selatan dengan kontribusi mencapai hampir separuhnya. Sejumlah analis khawatir, kebijakan tarif Presiden Donald Trump ini akan membuat ekonomi Korea terpuruk.
Ekonomi negara kpop ini akan resmi mengalami resesi jika kembali terkontraksi pada kuartal II 2025. Resesi ekonomi secara umum didefinisikan sebagai kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
"Produksi industri secara keseluruhan lesu pada kuartal pertama bersamaan dengan konsumsi, dan ekspor mulai menghambat pertumbuhan di tengah ketidakpastian eksternal," kata Huh Jae-hywan, seorang analis di Eugene Investment & Securities, yang dengan tepat meramalkan ekonomi akan berkontraksi 0,2% pada kuartal pertama, seperti dikutip dari Reuters.
BOK pada pekan lalu telah mengisyaratkan akan memangkas suku bunga bulan depan dan membuka ruang pelonggaran moneter lebih lanjut untuk mengatasi risiko "signifikan" terhadap ekonomi dari kebijakan tarif AS.
BOK, sesuai prediksi, mempertahankan suku bunga acuan sebesar 2,75% pada pekan lalu setelah tiga kali pemangkasan sejak siklus pemotongan suku bunga dimulai pada bulan Oktober.
Analis memperkirakan, suku bunga acuan Korea akan berada di level 2,25% pada akhir kuartal ketiga tahun ini.
Data terbaru yang dirilis pemerintah Korea Selatan menunjukkan investasi konstruksi turun 3,2% dari kuartal sebelumnya, sedangkan investasi modal dan ekspor masing-masing turun 2,1% dan 1,1%.
Konsumsi swasta turun 0,1% pada periode Januari-Maret setelah naik 0,2% tiga bulan sebelumnya.
Korea Selatan baru-baru ini mengalami kebakaran hutan terburuk yang pernah tercatat dan menghadapi kekacauan politik dalam negeri. BOK mengatakan, kedua kejadian itu merusak sentimen di kalangan konsumen dan bisnis.
"Sentimen investasi di kalangan korporasi memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan banyak yang ragu untuk melakukan investasi baru," kata seorang pejabat BOK setelah data hari Kamis dirilis.
Namun, BOK mengaku lebih positif tentang kuartal kedua karena beberapa kelesuan dalam investasi mungkin mereda. "Meskipun sulit untuk mengharapkan pemulihan yang cepat dari sektor konstruksi," kata dia.
Data perdagangan awal April menunjukkan ekspor turun 5,2% selama 20 hari pertama bulan ini, menggarisbawahi risiko terhadap ekonomi yang didorong oleh ekspor dari kebijakan proteksionis Trump.
Ekspor ke AS turun 14,3% dibandingkan tahun sebelumnya, karena Trump mengenakan tarif 25% pada impor mobil dan pungutan 10% pada semua pengiriman lainnya awal bulan ini.
Secara tahunan, ekonomi Korea Selatan berkontraksi 0,1%, juga lebih lemah dari ekspansi 0,1% yang terlihat dalam jajak pendapat dan turun tajam setelah tumbuh 1,2% pada kuartal sebelumnya. Pada tahun 2024, ekonomi terbesar keempat di Asia tumbuh 2%, setelah tumbuh 1,4% pada 2023.