Luhut Sebut Teknologi dan MBG Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8%

Kamila Meilina
2 Juni 2025, 16:04
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, sahabat-ai, mbg,
YouTube Indosat
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan saat peluncuran versi terbaru Sahabat-AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ketua Dewan Ekonomi Nasional atau DEN Luhut Binsar Pandjaitan menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8%, dengan mempertimbangkan beragam faktor termasuk adopsi teknologi dan Makan Bergizi Gratis alias MBG.

“Saya berharap memang dengan program-program pemerintah sekarang, semestinya (ekonomi) bisa tumbuh 8% pada 2028 - 2029. Ada banyak faktor, seperti digitalisasi dan MBG,” kata Luhut dalam acara peluncuran Sahabat-AI, di Jakarta, Senin (2/6).

“Yang menjadi isu yakni bagaimana mengeksekusi. Kalau dilihat misalnya, dana Rp 171 triliun untuk Makan Bergizi Gratis, jika dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan simpul-simpul (ekonomi) baru,” Luhut menambahkan.

Ia mencontohkan Makan Bergizi Gratis merekrut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG dan mengambil bahan baku dari petani. “Ini akan membuat satu ekosistem perekonomian yang membuat dana itu turun ke bawah,” ujar Luhut.

Selain itu, transformasi teknologi memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Merujuk pada riset, adopsi teknologi diperkirakan menambah Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia US$ 2,8 triliun pada 2040 atau kenaikan rata-rata 0,55% per tahun.

“Mau nggak? Kalau mau, harus kompak. Proxy war itu ada. Negara maju tidak mau negara berkembang menjadi negara maju,” kata dia.

Ia pun mengungkapkan lima pilar pendukung untuk mendorong transformasi teknologi, yakni:

  1. Infrastruktur dan lembaga inovasi yang maju
  2. Pemahaman nilai bisnis teknologi
  3. Alih teknologi dan dukungan teknis
  4. Solusi teknologi berbayar rendah
  5. Tenaga kerja berkualitas

Luhut menyebutkan pengguna internet di Indonesia mencapai 78,5% dari total penduduk 278,7 juta. “Anak muda usia produktif harus bisa menavigasi risiko global, melihat teknologi AI sebagai tantangan sekaligus peluang,” ujar dia.    

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan