4 Langkah Menkeu Purbaya Hadapi Tantangan Ekonomi Global dan Domestik
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewo menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut pengelolaan keuangan negara dihadapkan kepada tantangan yang kompleks, dari sisi geopolitik, teknologi, dan perubahan iklim.
Begitu juga tantangan di dalam negeri dalam menjalankan program prioritas. “Dari dalam negeri ada tantangan dari sisi program prioritas pemerintahan yang harus kita kawal agar berjalan dengan mulus,” ujar Purbaya.
Terdapat beberapa langkah yang disiapkan Purbaya dalam pengelolaan keuangan negara sebagai berikut:
1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Purbaya meminta seluruh jajaran Kementerian Keuangan untuk bisa bekerja sama. Khususnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Purbaya menjelaskan Prabowo sudah memberikan arahan langsung kepada dirinya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Ciptakan pertumbuhan ekonomi lebih cepat, secepat mungkin. Itu yang akan kita kerjakan ke depan,” kata Purbaya di Gedung Kemenkeu, Senin (8/9).
Ia memastikan akan mengoptimalkan segala instrumen yang ada untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan kembali berjalan.
2. Tingkatkan Pendapatan Tanpa Pajak Baru
Purbaya memastikan akan berusaha untuk meningkatkan pendapatan negara. Namun ia memastikan hal ini tidak akan dilakukan dengan menerapkan pajak baru.
Purbaya menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang meningkat juga akan berdampak positif terhadap penerimaan pajak. Sehingga hal ini sejalan dengan targetnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
“Let's say kita nggak bisa berubah dalam waktu dekat, untuk meningkatkan tax ya kita percepat pertumbuhan ekonominya,” ujar Purbaya.
Prabowo juga sebelumnya ingin adanya Badan Penerimaan Negara atau BPN yang akan barada langsung di bawah arahan presiden, Lembaga ini juga dibentuk untuk salah satunya meningkatkan pendapatan negara ke level 23% dari produk domestik bruto (PDB).
Purbaya mengatakan presiden memberikan keleluasaan kepada dirinya sebagai Bendahara Negara berkaitan dengan pembentukan BPN ini. Namun ia mengatakan belum mendapatkan instruksi pembentukan BPN.
“Kayaknya suka-suka saya. Saya tanya ‘Gimana Pak, boleh nggak saya obrak abrik?’ Tapi karena saya baru, saya nggak tahu presiden kode boleh atau tidak,” kata Purbaya.
3. Fiskal Sehat dan Belanja Optimal
Purbaya juga mematok untuk mewujudkan kondisi fiskal yang sehat. Ia ingin nantinya kebijakan fiskal yang ia buat bisa menjadi daya dorong dan optimal untuk perekonomian.
“Let's say saya buat fiskalnya sehat, tapi kalau nggak dibelanjain juga ekonominya nggak jalan, runtuh juga nanti ekonominya,” ujar Purbaya.
Ia menegaskan, Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinannya akan memastikan belanja fiskal tidak mengganggu sistem keuangan. Namun di sisi lain belanja tersebut juga optimal dan menggerakan ekonomi.
Sebab, ia melihat belanja pemerintah dalam dua kuartal terakhir sangat lambat pertumbuhannya. “Triwulan I dan II itu negative kan. Itu nggak tahu salahnya di mana, efisiensi apa bukan, tapi yang jelas itu memberi dampak negatif ke perekonomian karena pertumbuhannya lambat dari situ,” kata Purbaya.
4. Terbuka pada Masukan dan Isu Global
Purbaya menyadari ekonomi global saat ini sedang menghadapi tantangan yang besar. Perlambatan ekonomi jua terjadi di berbagai negara yang juga dibarengi dengan ketegangan geopolitik, perubahan iklim, serta perkembangan teknologi yang cepat menimbulkan risiko sekaligus peluang bagi Indonesia.
“Geopolitik akan menjadi game changer. Indonesia tidak bisa lupa dari tampak perkembangan geopolitik dunia,” kata Purbaya.
Oleh karena itu, ia menginginkan Kemenkeu perlu lebih terbuka dengan berbagai masukan. Ia ingin jajaran kepentingan keuangan harus paham kondisi terkini dan isu strategis.
“Dalam isu kebijakan, kita tidak boleh naif. Jangan sampai fokus ke isu kecil yang justru menghambat kebijakan strategis. Biasakan untuk berdiskusi dan mendengar suara dari luar, bukan hanya dari internal Kemenkeu sendiri yang sudah pasti sepakat agar tidak terjebak dalam echo chamber,” kata Purbaya.
Ia memastikan akan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada untuk mendapatkan insight baru. Setelah itu, tantangan perubahan iklim semakin nyata.
“Peran Kementerian Keuangan dalam merancang kebijakan fiskal yang mendukung pembangunan berkelanjutan sangat krusial,” ujar Purbaya.
