Vietnam Bidik Ekonomi 2026 Tumbuh 10% Meski Hadapi Tekanan Global
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh menyatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai rekor baru, setidaknya 10% pada tahun 2026. Ia menegaskan ekonomi Vietnam terbukti tangguh meski menghadapi berbagai tekanan global.
“Ekonomi Vietnam telah menunjukkan kekuatannya dalam menghadapi guncangan dari luar, dan tetap menjadi salah satu yang tumbuh paling cepat di dunia,” kata Chinh dalam pembukaan sidang parlemen baru pada Senin (21/10), dikutip dari Reuters.
Untuk tahun ini, Chinh memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 8%, sesuai dengan target pemerintah yang menargetkan pertumbuhan di atas 8%. Ia juga menyebut inflasi diperkirakan tetap di bawah 4%, lebih rendah dari target resmi sebesar 4,5% hingga 5%.
Sidang parlemen tersebut akan berlangsung hingga 11 Desember dan mencakup pemungutan suara untuk sejumlah jabatan penting di pemerintahan dan lembaga negara. Sidang ini juga menjadi ajang penting menjelang kongres partai yang akan menentukan arah kebijakan utama Vietnam untuk lima tahun mendatang.
Selama sembilan bulan pertama tahun ini, ekonomi Vietnam tumbuh 7,85% secara tahunan. Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 6,6% tahun ini, dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan sebesar 6,5%.
Nilai Perdagangan Tembus US$ 900 Miliar
Chinh mengatakan nilai perdagangan barang Vietnam diperkirakan menembus US$900 miliar pada 2025, meskipun ekspor ke Amerika Serikat melambat akibat tarif sebesar 20%, terutama pada produk tekstil dan alas kaki.
Namun, ia mengakui Vietnam masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti tekanan terhadap stabilitas makroekonomi, volatilitas di pasar emas dan properti, polusi udara, bencana alam, serta kejahatan siber.
“Pembangunan ekonomi kami masih terlalu bergantung pada tenaga kerja murah dan sumber daya alam, belum bertumpu pada sains, teknologi, inovasi, dan transformasi digital,” ujarnya.
Chinh menambahkan, Vietnam berencana menandatangani sejumlah perjanjian perdagangan bebas (FTA) baru tahun depan dengan negara-negara di Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika untuk memperluas pasar ekspor.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembangunan jalur kereta cepat North–South senilai miliaran dolar serta peluncuran layanan internet satelit mulai tahun depan.
