Proporsi Tenaga Kerja Formal Meningkat, Tingkat Pengangguran Terbuka Turun

Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
5 November 2025, 14:58
perekonomian pasar tenaga kerja
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nz
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan proporsi pekerja formal pada Agustus 2025 yang mencapai 42,20 persen dari total penduduk bekerja.

Angka itu meningkat dari 42,05 persen pada Agustus 2024, menunjukkan perbaikan kualitas pasar tenaga kerja nasional di tengah perekonomian yang tumbuh solid.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2025 tercatat 4,85 persen, turun dari  4,91 persen pada Agustus 2024.

“Terjadi penurunan TPT, diikuti penurunan jumlah pengangguran terbuka menjadi 7,46 juta orang pada Agustus 2025,” kata Moh. Edy Mahmud selaku Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) melalui keterangan tertulis, Rabu (5/11). 

“Proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan formal mengalami peningkatan selama Agustus 2024-Agustus 2025, terutama didorong meningkatnya penduduk yang bekerja sebagai buruh, karyawan atau pegawai,” tutur Edy. 

Berdasarkan pendidikan yang ditamatkan, penduduk bekerja lulusan diploma ke atas naik dari 10,50 persen pada Agustus 2024 menjadi 10,84 persen pada Agustus 2025. Sebaliknya, penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah turun menjadi 34,75 persen pada Agustus 2025 dari 35,80 persen pada Agustus 2024.

Secara umum, perbaikan kualitas pekerjaan ini menjadi tanda positif bagi ketahanan ekonomi rumah tangga. Dengan peningkatan proporsi pekerja formal, daya beli masyarakat berpotensi meningkat dan mendukung pertumbuhan konsumsi domestik yang menjadi motor utama ekonomi nasional.

BPS turut mencatat proporsi pekerja penuh waktu pada Agustus 2025 adalah sebesar 67,32 persen, pekerja paruh waktu 24,77 persen, dan setengah pengangguran 7,91 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Masih Terjaga

Sebelumnya BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen secara year on year (yoy) dan 1,43 persen secara kuartalan pada kuartal III 2025, meski sedikit melambat dari 5,12 persen pada kuartal sebelumnya, tetap mencerminkan ekspansi yang tangguh dan menyeluruh. 

Edy menjelaskan, ekonomi Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan III 2025 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp6.060 triliun. Kemudian, atas dasar harga konstan Rp3.444,8 triliun.

“Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 dibandingkan dengan triwulan III 2024 atau secara year on year tumbuh 5,04 persen,” ujarnya. 

Menurut ekonom global Shan Saeed, hal ini bukanlah tanda perlambatan, melainkan fase mid-cycle consolidation yaitu sebuah jeda sehat dalam lintasan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan.

“Ini bukan perlambatan, tapi konsolidasi sehat di tengah siklus ekonomi yang tetap konstruktif,” ujar Shan Saeed, Global Chief Economist di Juwai IQI.

“Indonesia sedang menunjukkan stabilitas struktural yang jarang dimiliki negara berkembang lain di kawasan,” imbuhnya. 

Dengan proyeksi pertumbuhan penuh tahun di kisaran 5,0–5,8 persen, Saeed menilai Indonesia masih menjadi jangkar ketenangan makro ekonomi di ASEAN, berkat kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang disiplin serta fundamental domestik yang kuat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...