OJK Optimistis Peluang Indonesia Gabung Jadi Anggota Penuh OECD Kian Besar

Ira Guslina Sufa
1 Desember 2025, 12:02
OJK
Katadata/Ira Guslina
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar optimistis peluang Indonesia untuk bergabung menjadi anggota penuh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Hal itu seiring dengan semakin banyaknya kerja sama yang terjalin antara pemerintah Indonesia dan OECD. 

Mahendra mengatakan OJK telah melakukan kolaborasi dengan OECD sejak 2016 dan terus berlanjut dengan sejumlah kerja sama strategis. Langkah ini menjadi modal bagi Indonesia untuk bisa menjadi bagian dari anggota penuh. 

“Kerja sama ini memungkinkan kita untuk fokus pada bidang-bidang vital di sektor keuangan, termasuk tata kelola yang baik, pengembangan pasar modal, keuangan berkelanjutan, perlindungan konsumen, inklusi keuangan, dan tentu saja sekarang telah diperluas,” ujar Mahendra dalam pembukaan OECD Asia Rountael on Digital Finance 2025 yang berlangsung di Sanur Senin (1/12). 

Menurut Mahendra kegiatan yang juga bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan ini selaras dengan Indonesia yang saat ini sedang dalam proses aksesi untuk menjadi anggota penuh OECD. Bos OJK Ungkap Kans Indonesia Gabung Jadi Anggota Penuh OECD Kian Besar

“Ini menggarisbawahi komitmen teguh Indonesia untuk mengadopsi praktik terbaik global, memperkuat kerangka regulasi domestiknya, dan membangun kepercayaan internasional atas kapasitasnya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan global,” ujar Mahendra. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pelaksanaan OECD Asia Roundtable on Digital Finance 2025 menunjukkan komitmen pemerintah. Selain itu ia mengatakan Indonesia terus maju menuju keanggotaan OECD dengan sebagian besar regulasi nasional yang ditandatangani berdasarkan dua standar OECD.

“Kinerja OECD di bidang keuangan digital dan AI memberikan panduan berharga seiring kami memodernisasi kerangka regulasi dan mempercepat transformasi digital,” ujar Airlangga. 

Berkaitan dengan perkembangan aksesi, Director for Financial and Enterprise Affairs OECD, Carmine de Noia menyatakan proses aksesi Indonesia juga akan menjadi kesempatan tidak hanya untuk Indonesia tapi juga negara OECD lainnya untuk belajar dari pengalaman sebagai negara dengan ekonomi yang dinamis dan pemimpin regional. Ia menyebutkan masa transisi menjadi proses dua arah untuk kedua belah pihak. 

“Kami sangat senang bahwa Indonesia telah menyerahkan memorandum awalnya pada Juni 2025. Pada dasarnya, ini memulai tinjauan teknis formal yang dipimpin oleh komite-komite OECD, seperti misalnya, OECD di pasar keuangan,” ujar Carmine. 

Lebih jauh ia menyatakan berbagai kemajuan di sektor finansial yang telah dilakukan pemerintah Indonesia akan memberi keuntungan selama proses aksesi berjalan. Ia pun berharap Indonesia terus melakukan inovasi dan menguatkan literasi keuangan sehingga bisa menjadi negara berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi global.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...