Suara-Suara Penolakan Angkutan Berbasiskan Aplikasi Online
KATADATA - Ribuan sopir taksi dari berbagai perusahaan dan pengemudi bajaj menggelar aksi demonstrasi di pusat Kota Jakarta, sejak pagi hingga sore hari ini (22/3). Mereka menuntut pemerintah melarang layanan angkutan berbasiskan aplikasi online karena dianggap telah menggerus pendapatan mereka.
"Kami ini merasa rugi sejak adanya aplikasi online, sampai -sampai susah untuk mengejar target. Karena perusahaan ada target", kata Van Siantoyang, yang telah 20 tahun menjadi sopir taksi.
Aksi tersebut dilakukan dengan menutup sejumlah ruas jalan-jalan protokol dan jalan tol sehingga menimbulkan kemacetan panjang. Selain itu, diwarnai dengan aksi penyisiran terhadap para pengemudi taksi yang masih mengangkut penumpang dan tidak mau mengikuti aksi demonstrasi. Akibatnya, para sopir melempari dan memecahkan kaca mobil tersebut.
Arief Kamaludin|KATADATA
Aksi demonstrasi para sopir taksi dan angkutan umum menolak layanan angkutan berbasiskan online di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Selasa, (22/3).
Arief Kamaludin|KATADATA
Sebuah mobil taksi yang menolak ikut aksi unjuk rasa dihadang dan dihancurkan oleh para pengemudi taksi lainnya di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Selasa, (22/3).
Arief Kamaludin|KATADATA
Satu mobil taksi dirusak massa demonstran karena menolak mengikuti aksi unjuk rasa di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Selasa, (22/3).
Arief Kamaludin|KATADATA
Aksi demonstrasi para pengemudi taksi dalam unjuk rasa menentang keberadaan transportasi berbasis online.
Arief Kamaludin|KATADATA
Aksi demonstrasi para sopir taksi juga diikuti oleh pengemudi bajaj yang menolak layanan angkutan berbasiskan aplikasi online di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Selasa, (22/3).
Donang Wahyu|KATADATA
Agus sudah 12 tahun menjadi sopir taksi. "Saya harap bermain legal saja taksi online," katanya.
Donang Wahyu|KATADATA
Muhammad Candra mengaku pendapatannya turun sejak adanya taksi online. Biasanya, pria yang jadi sopir taksi sejak lima tahun ini mengantongi pendapatan sekitar Rp 100 ribu - Rp 150 ribu, tapi kini hanya Rp 30 ribu. Gara-gara masalah itu pula, Candra mengaku bercerai dengan istrinya.
Donang Wahyu|KATADATA
Sukirno, sejak tahun 1978 menjadi sopir taksi. "Selama ada aplikasi ancur-ancuran seluruh armada taksi. Kami sebagai pengemudi taksi menuntut taksi online dicabut," katanya.
Donang Wahyu|KATADATA
Sejak kehadiran angkutan berbasiskan online, Muskari tidak bisa memenuhi target setoran. "Sejak adanya Go-Jek, boro-boro untuk orang rumah, untuk setoran saja tidak bisa," kata pria yang telah 30 tahun ini menjadi sopir bajaj.
Donang Wahyu|KATADATA
Van Sianto sudah 20 tahun menjadi sopir taksi di Jakarta."Kami ini merasa rugi sejak adanya aplikasi online, sampai -sampai susah untuk mengejar target karena perusahaan ada target," kata pria berusia 50 tahun ini.
Arief Kamaludin|KATADATA
Konvoi para pengemudi taksi dan angkutan umum menuntut penutupan layanan angkutan berbasiskan aplikasi online.