Foto: Berburu Hewan Kurban Jelang Idul Adha di Pasar Hewan Jonggol
Kementerian Agama menetapkan Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah jatuh pada 10 Juli 2022. Tiga hari menjelang hari besar tersebut, transaksi jual-beli hewan kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7/), terlihat ramai.
Namun, pengelola Pasar Hewan Jonggol mengatakan penjualannya mengalami penurunan drastis hingga 80% dibanding dengan tahun lalu. Penurunan ini merupakan dampak dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Penyebaran PMK saat ini telah meluas ke provinsi Bali dan Kepulauan Riau. Jumlah yang tertular mencapai 320.016 ribu, dengan yang sudah sembuh 108.266 ribu. "Kemudian ada yang potong paksa 2.820 dan mati 2.029 ekor," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian Makmun, Selasa lalu.
Ia mengatakan, semua data yang ada sudah melalui validasi dari petugas lapangan, dinas kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat, baik di Kementan maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB). Semua data itu dilaporkan langsung petugas paramedik dan bisa diakses oleh semua orang.
Ichwan (35), salah satu penjual asal Boyolali, Jawa Timur, mengatakan mengalami penurunan omzet. “Tidak seperti tahun kemaren. Sampai siang ini aja baru laku dua karena banyak orang takut PMK. Mau tidak mau dibawa balik lagi,” katanya.
Harga binatang kurban di sana pun relatif lebih murah dibandingkan di tempat lain. Seekor domba, misalnya dibanderol Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per ekor, tergantung ukurannya. “Ini dari Lampung, Sumatera Selatan, biar dapat untung lebih. Di mana-mana harga jual naik,” kata lelaki bertopi koboi itu sambil menghitung uang di atas mobil baknya.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Suasana jual beli hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pedagang menurunkan sapi untuk kurban dari truk di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pedagang menurunkan sapi untuk kurban dari truk di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pedagang menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pedagang menurunkan hewan untuk kurban dari truk di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pedagang menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pedagang menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga berjalan saat memilih hewan kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pedagang menyantap bubur ayam saat menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pedagang menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga membawa hewan untuk kurban menggunakan sepeda motor di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pedagang menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Menjelang hari raya Iduladha pengelola Pasar Hewan Jonggol mengaku penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis hingga 80 persen dibanding dengan tahun lalu, hal itu diakibatkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).