Wabah PMK Meluas ke Bali dan Kepri, Total 21 Provinsi Tertular

Tia Dwitiani Komalasari
6 Juli 2022, 01:00
Petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya memeriksa mulut sapi yang di salah satu penjual hewan kurban di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (4/7/2022). Pemeriksaan tersebut guna memastikan kondisi kesehatan hewan kurban yang di
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.
Petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya memeriksa mulut sapi yang di salah satu penjual hewan kurban di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (4/7/2022). Pemeriksaan tersebut guna memastikan kondisi kesehatan hewan kurban yang dijual dalam kondisi sehat terutama bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) sehingga layak untuk keperluan Hari Raya Idul Adha.

Penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) meluas ke provinsi Bali dan Kepulauan Riau. Dengan demikian, penularan PMK kini terdapat di 231 Kabupaten/Kota yang ada di 21 provinsi.

"Jumlah (hewan ternak) yang tertular sampai hari ini mencapai 320.016 ribu dengan jumlah yang sudah sembuh mencapai 108.266 ribu. Kemudian ada yang potong paksa 2.820 dan yang mati 2.029," ujar Makmun, Sekretaris Ditjen PKH dalam konferensi pers penanganan PMK, Selasa (5/7).

Makmun mengatakan, semua data yang ada sudah melalui validasi dari petugas lapangan, dinas kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat baik di Kementan maupun BNPB. Semua data itu dilaporkan langsung petugas paramedik dan bisa diakses oleh semua orang.

"Data dapat kita telusur hingga di tingkat desa, sehingga mempermudah kita untuk melakukan pengawasan atau kontrol di tingkat desa", imbuhnya.

 Dia mengatakan, data yang divalidasi masuk ke dalam sistem informasi terintegrasi yaitu Isikhnas (Integrated Sitem Informasi Kesehatan Hewan Nasional) . Sistem tersebut terintegrasi dengan BLC BNPB dan interface kepolisian.

Makmun menyampaikan bahwa Kementan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan wabah PMK. Kementan telah mendistribusikan vaksin yang dilakukan secara bertahap dengan target populasi pertama adalah ternak aset dan ternak dengan nilai ekonomi tinggi, seperti sapi/kerbau perah dan sapi bibit.

"Ketersediaan vaksin sebanyak 800.000 dosis dan telah terdistribusi sebanyak 669.400 dosis," ungkap Makmun.

Saat ini, ternak yang telah divaksin sebanyak 296.973. Kementan menargetkan vaksinasi tahap I selesai sebelum Idul Adha.

"Untuk ternak yang sakit kita fokuskan untuk diobati dulu biar sembuh, setelah sembuh 6 bulan kemudian baru dapat divaksin karena setelah sembuh ternak akan mempunyai antibodi tersendiri", kata Makmun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...