Ancaman Megathrust Selat Sunda yang Dapat Picu Gempa Magnitudo 8,7

Happy Fajrian
15 Januari 2022, 15:10
gempa, gempa bumi, banten, selat sunda
BNPB
Kondisi kerusakan rumah warga paska gempabumi M 6,7 di Banten, Jumat (14/1).

Gempa bumi Ujung Kulon, Banten, sebesar 6,6 skala magnitudo yang terjadi pada Jumat (14/1) dinilai bukan ancaman sesungguhnya kawasan segmen megathrust Selat Sunda yang merupakan zona sesimik gap di Indonesia.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan bahwa selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar di segmen megathrust Selat Sunda. Sehingga, patut diwaspadai potensi gempa besar yang bisa terjadi sewaktu waktu.

"Gempa Ujung Kulon, Banten kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman yang sesungguhnya," kata Daryono, Sabtu (15/1).

Dia mengatakan hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi. Namun ancaman gempa besar di Selat Sunda patut diwaspadai karena berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami, yaitu Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.

Berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami, di wilayah Selat Sunda sering terjadi tsunami. Pada tahun 1722, 1852, dan 1958 terjadi tsunami yang disebabkan oleh gempa. Kemudian, pada tahun 416, 1883, 1928, 2018 terjadi tsunami yang disebabkan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami tahun 1851, 1883 dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.

Daryono mengatakan gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa.

"Namun, dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi," katanya.

Perlunya perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakusi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri. Selain itu, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...