Harga Emas Melambung, Penjualan Perhiasan Hartadinata Ikut Melesat
Perusahaan produsen perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester pertama tahun ini. Berbeda dengan jenis bisnis lainnya, perusahaan justru diuntungkan dengan kondisi pandemi corona.
Pasalnya, pandemi membuat harga emas terus melambung dan permintaannya pun meningkat. Alhasil, pendapatan perusahaan pun melesat hingga 10,33% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,96 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,77 triliun.
"Pertumbuhan pendapatan Hartadinata didorong oleh kenaikan harga emas yang cukup tinggi, juga meningkatnya permintaan akan logam mulia yang dapat dikatakan sangat signifikan," kata Chief Financial Officer Deny Ong, dalam paparan publik perusahaan secara daring, Rabu (12/8).
Meski penjualan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, laba bersih perusahaan pada semester I justru turun 8,8% yoy menjadi Rp 78,7 miliar dari Rp 86,38 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Deny menjelaskan penurunan laba tersebut lantaran perusahaan memiliki kewajiban tambahan yang merupakan dampak dari penerbitan Medium Term Notes (MTN) dan obligasi berkelanjutan pada 2019.
Adapun penjualan perusahaan didominasi oleh produk perhiasan berkadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang kontribusinya mencapai 68,9%.
Namun perusahaan telah memiliki sejumlah strategi untuk mengejar target pertumbuhan labanya tahun ini, dan juga untuk menangkap peluang dari tingginya harga dan permintaan terhadap logam mulia.
Seperti diketahui, harga emas batangan di Indonesia sempat menyentuh level tertingginya sepanjang sejarah di Rp 1.065.000 per gram pada 7 Agustus 2020. Walaupun setelah itu harga emas mulai beranjak turun hingga ke Rp 1.026.000 per gram hari ini, Rabu 12 Agustus 2020.
Salah satu strategi itu yakni meningkatkan pengadaan produk logam mulai mulai dari pecahan terkecil 0,1 gram sampai dengan 100 gram. "Tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan seluruh kalangan masyarakat Indonesia yang ingin berinvestasi di logam mulia selain perhiasan emas," kata Deny.
Sementara itu Chief Executive Officer (CEO) Hartadinata, Sandra Susanto, menambahkan bahwa perusahaan juga telah menyusun berbagai strategi lainnya.
“Di antaranya memperkuat integrasi vertikal dan memperluas penetrasi pasar di Indonesia, melakukan product and market development, serta memperkuat divisi research and design guna meningkatkan kualitas produk,” katanya.
Hingga saat ini, menurut Sandra, Hartadinata sudah memiliki 49 gerai toko emas ACC yang tersebar di seluruh Indonesia. Ke depannya Perseroan menargetkan peningkatan toko emas ACC hingga mencapai 100 unit pada tahun 2021.
Selain itu, untuk memperkuat posisi di segmen pasar menengah ke atas, perusahaan juga telah membuka 3 toko Claudia Perfect Jewellery dan 2 toko Celine Jewellery yang fokus pada perhiasan berlian mewah, serta 3 toko ACC Premium yang fokus pada perhiasan emas kadar tinggi.
Sementara penguatan integrasi vertikal usaha dilakukan melalui kanal penjualan digital e-commerce, yaitu platform hrta.store.com, Masduit dan Shopee. Sementara ini Hrta.store.com ditujukan untuk pelanggan grosir dan retail, sedangkan Masduit dan Shopee ditujukan untuk pengguna akhir.
Perusahaan juga terus memperluas jaringan gadai emas di bawah merek PT Gadai Cahaya Abadi (GCDA) dan PT Gadai Terang Abadi Mulia (GTAM). Gadai emas dirancang berdiri berdampingan dengan toko-toko perhiasan emas, dengan tujuan membantu pertumbuhan penjualan dengan adanya skema cicilan.
Selain itu, pelanggan juga bisa meminjam dana dengan menjaminkan emasnya, baik perhiasan maupun logam mulia.