Kami akan Komit kepada Utang yang Membebani Pemerintah

Image title
Oleh Tim Redaksi
15 Februari 2019, 14:33
Cawapres 2019 Sandiaga Uno
Ilustrator Katadata/Betaria Sarulina
Cawapres 2019 Sandiaga Uno

Bagaimana pandangan Anda terhadap pinjaman dari lembaga donor?

Ini yang sudah dilakukan puluhan tahun lalu ya. Kita harus melihat efektivitas pinjaman tersebut dari segi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan kemiskinan, penciptaan peluang kerja, penciptaan harga barang pokok yang terjangkau. Kita harus lakukan kajian, jangan langsung menilai, tapi kita kaji satu persatu. 

Kembali soal infrastruktur, apakah Anda akan melanjutkan pembangunan infrastruktur pemerintahan sekarang?

Justru akan kami tingkatkan, akan ada satu dorongan baru, terhadap pembangunan infrastruktur. Dunia usaha akan terlibat, kami akan fokus di infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan konektivitas masyarakat.

Energi dan Migas

Apa poin utama Anda tentang kebijakan energi?

Sangat ironis di negeri yang sangat kaya raya ini kita belum bisa swasembada energi. Kita terlalu terpaku dengan minyak dan gas bumi yang terus menghantam defisit neraca perdagangan. Kami ingin mengembangkan kemampuan, khususnya di energi baru yang terbarukan. Di Jawa Timur fokus kunjungan saya beberapa waktu lalu mengenai potensi tenaga surya yang luar biasa, mulai dari rumahan hingga ke skala industri besar. Teknologinya bisa kita adopsi dengan mengajak investor yang peduli lingkungan.

Bagaimana pandangan Anda mengenai subsidi harga BBM dan LPG?

Tentu kita harus membantu masyarakat ekonomi rendah dengan menerapkan pola subsidi yang tepat sasaran. Kami sudah lakukan di Pemprov DKI Jakarta, berbasis data untuk menyalurkannya. Kami bisa tahu siapa yang harus di subsidi, bukan produknya yang disubsidi.

Terkait soal listrik, elektrifikasi sudah mencapai di atas 90%. Apakah Anda akan melanjutkan program listrik 35.000 MW?

Bila kita ingin menjadi negara yang menyegarkan industrialisasi, harus hadirkan listrik. Kalau kita hanya bilang cukup, ya cukup untuk sekarang. Bila ingin mengundang investor untuk membuat pabrik besar perlu menambah jumlah pasokan daya listriknya. Jadi itu selalu sejalan dalam mengundang orang berinvestasi.

Bagaimana pandangan Prabowo-Sandi mengenai nasionalisasi aset migas?

Menurut saya kita lepaskan dari isu tersebut. Kami lihat apakah mengakuisisi kembali ini merupakan kebijakan yang membuat masyarakat sejahtera dan membuka lapangan kerja? Yang utama bagi kami, bagaimana bumi, air dan yang tergantung di dalamnya digunakan semaksimal mungkin untuk rakyat.

Bagaimana menurut Anda wacana Presiden harus turun langsung membenahi iklim investasi migas yang dinilai kurang menarik?

Kita sudah terlalu banyak institusi. Tapi yang perlu adalah delivery. Saya yakin bahwa kepemimpinan yang kuat akan mengirimkan satu keyakinan dan tingkat confidence yang tinggi kepada masyarakat bahwa sumber daya yang kita miliki digunakan untuk kesejahteraan. Presiden harus menjadi ujung dari tanggung jawab tersebut. Presiden harus bertanggung jawab dan harus terlibat atas keputusan tersebut.

Pangan

Bagaimana pandangan Anda mengenai impor pangan, apakah akan melakukan kebijakan yang sama?

Kenapa saya tertarik banget bicara sama Katadata, karena ini sorry to say, pemerintah tidak punya satu basis data yang integrated, yang menunjukkan bahwa kita punya pasokan cukup. Antar kementerian beda pendapat. Kementerian Pertanian mengatakan memiliki pasokan yang cukup, Kementerian Perdagangan bilang tidak (cukup). Jadi yang utama adalah data, jangan berdebat di depan publik.

Pastikan kalau ada kekurangan pasokan karena berakibat meningkatnya harga pangan kalangan masyarakat menengah ke bawah. Tapi kita akan menghentikan kebijkan impor saat panen. Karena saat panen, petani khususnya mengharapkan kenaikan harganya.

Jadi itu yang akan kami lakukan, kami juga terus mendorong sumber-sumber produksi nasional. Kebijakan untuk tidak impor saat panen akan memberikan keyakinan kepada para petani bahwa pemerintah berpihak pada mereka.

Bagaimana mengintegrasikan data antar-lembaga pemerintahan?

Sebetulnya sudah ada infrastrukturnya, tapi yang membuat semrawut itu interprestasi dari data tersebut. Misal kita sepakati BPS sebagai badan yang punya kewenangan tunggal.

Data itu tidak akan pernah berbohong. Data adalah data. Kita perlu meyakini bahwa data tersebut jangan dititipkan kepentingan-kepentingan lain. Pasti kita akan melihatnya dengan perspektif sama. Jadi infrastrukturnya sudah ada dan di situlah kepentingan yang kuat.

Menurut data, kita memiliki sumber produksi yang cukup. Jadi seperti itu, sederhana buat kita dan sangat-sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kebijakan yang tepat. Semua kebijakan itu harus berbasis data.

Pemerintah sudah membentuk Satgas Pangan untuk mengatasi persoalan tersebut. Apakah Anda melihat itu sudah tepat?

Satgas Pangan, satgas impor ya tentunya selalu merupakan reaksi yang cepat. Reaksi cepat dari anomali tanpa melihat akar permasalahannya. Saya ingin ke depan kita melihatnya justru lebih kepada akar permasalahannya. Misalnya, kenapa harga meningkat. Harga meningkat itu sebabnya ada dua. Satu, karena pasokan yang kurang atau rantai distribusi tidak merata. Itu yang menjadi akar permasalahan.

Apakah kebijakan proteksi produk dalam negeri akan diterapkan di Indonesia kalau Anda terpilih?

Tidak akan. Perjanjian dagang itu menguntungkan buat kita gak? Membuka lapangan kerja rakyat Indonesia gak? Itu yang harus kami fokuskan. Walaupun tidak menerapkan "Indonesia First", tetapi kita harus mendahulukan kepentingan kita. Karena pada saat ini kita masih melihat. Semua merevisi pertumbuhan ekonomi. Kita harus pastikan.

Bagaimana kebijakan larangan kapal asing?

Saya sepakat dengan apa yang dilakukan dengan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Kita berikan efek jera. Nah sekarang ini sudah berhasil. Kita harus tingkatkan produktivitas dan kemudahan.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...