Peran AIIB Membangun Infrastruktur Air untuk Masa Depan Indonesia
Dengan lebih dari 270 juta penduduk pada 2021, Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, baik dari sisi jumlah penduduk maupun ekonomi. Memiliki 17 ribu pulau, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Lebih dari setengah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dan Bali, dengan sebagian besar kegiatan perekonomian terpusat di wilayah ini.
Keberlanjutan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, termasuk air, merupakan salah satu prasyarat utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkesinambungan. Hal ini menjadi sangat krusial terlebih karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan disertai dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan industrialisasi yang semuanya akan meningkatkan kebutuhan terhadap air bersih di hampir seluruh sektor perekonomian dan kehidupan.
Di bidang pertanian, yang merupakan salah satu sektor kunci perekonomian Indonesia, peningkatan produktivitas melalui penyediaan air irigasi yang andal, mencukupi,dan merata adalah kunci untuk meningkatkan penghidupan petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Ketersediaan dan pengelolaan air menjadi sangat penting untuk keberlangsungan pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, ketahanan iklim, dan pemerataan kesejahteraan di Indonesia dan seluruh Asia.
Untuk membahas urgensi persoalan tersebut, David Ginting, Investment Operations Specialist – Water di Asian Infrastructure Investment Bank (Bank Investasi Infrastruktur Asia, AIIB) memaparkan pandangannya tentang keterlibatan dan strategi AIIB di sektor air dan bagaimana investasi AIIB berkontribusi bagi pengembangan infrastruktur dan kapasitas pengelolaan air di Indonesia.
David Ginting bergabung dengan AIIB sejak November 2017 dan merupakan Project Team Leader untuk proyek pendanaan infrastruktur di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia. David adalah bagian dari tim inti yang merumuskan Strategi Investasi AIIB untuk Sektor Air serta kajian teknis pendukungnya (Analisis Sektor Air Asia). Berikut ini perbincangan lengkap dengan David Ginting dan pandangannya tentang pengelolaan sektor air, investasi, dan pembiayaanya di Asia, termasuk Indonesia.
Bagaimana asal mula ketertarikan Anda pada sektor air?
Sebagai seseorang yang dibesarkan dalam keluarga petani, ketertarikan saya akan sektor ini tumbuh secara alami dan dimulai sejak kecil. Ayah saya seorang petani kecil yang produktivitas lahannya dan penghidupan keluarga kami sangat bergantung kepada curah hujan dan pasokan air irigasi. Ketika beranjak dewasa dan berkuliah teknik sipil, minat saya kian bertumbuh sejalan dengan bertambahnya kesadaran saya akan betapa penting dan menariknya sektor ini.
Permasalahan air adalah permasalahan universal, di mana setiap negara di berbagai belahan bumi, di sepanjang sejarah peradaban, pasti menghadapi masalah air, terutama terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan air yang setiap saat bertambah dan berganti, serta bagaimana menangani permasalahan-permasalahan lain yang muncul oleh ketersediaan air yang terlalu banyak (banjir) atau terlalu sedikit (kekeringan).
Ketertarikan dari usia dini ditambah dengan pengetahuan pengelolaan air yang saya dapatkan dari bangku kuliah membuat saya akhirnya memutuskan untuk bekerja di sektor ini. Harapannya agar keahlian dan antusiasme ini dapat bermanfaat untuk membantu menyelesaikan permasalahan air di negara-negara tempat saya bekerja, terutama di Tanah Air Indonesia.
Menurut Anda, apa tantangan terpenting yang dihadapi sektor air di Asia?
Tantangan-tantangan terbesar di sektor air di Asia secara garis besar dapat dikelompokkan dan dilihat dari dua sisi. Pertama, tantangan dalam memanfaatkan potensi produktif air secara optimal dan, kedua, bagaimana mengendalikan potensi desktruktifnya pada saat yang bersamaan.
Perkembangan negara-negara Asia identik dengan pertumbuhan ekonomi, populasi, dan urbanisasi yang serba cepat, mendorong pentingnya pemanfaatan potensi produktif air yang optimal untuk mendukung pertumbuhan di berbagai bidang, baik pertanian, industri, energi, komersil maupun domestik. Hal ini bukanlah perkara mudah, sebab sekitar setengah miliar penduduk Asia saat ini mengalami kekurangan air, lebih dari satu miliar penduduk tidak memiliki akses ke layanan sanitasi yang memadai. Namun, di sisi lain banyak penyedia layanan atau perusahaan air yang berjuang keras terpontang-panting untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Tantangan penting lainnya adalah bagaimana mengendalikan kekuatan destruktif air. Hal ini kian mendesak mengingat proses urbanisasi akan memusatkan orang-orang dan aset-aset berharga di daerah perkotaan. Dipadukan dengan perubahan iklim, hal ini akan menjadikan risiko kerusakan akibat banjir menjadi jauh lebih tinggi.
Beberapa kajian internasional menyebutkan bahwa sebagian besar kota-kota dunia yang paling rentan terhadap perubahaan iklim terletak di Benua Asia. Sekitar 770 juta penduduk perkotaan di Asia ini terpapar risiko banjir. Bahkan disebutkan bahwa penduduk kawasan Asia-Pasifik empat kali lebih mungkin terkena banjir dan kekeringan dibandingkan mereka yang tinggal di Afrika dan 25 kali lebih mungkin dibanding mereka yang tinggal di Eropa dan Amerika Utara.
Tantangan-tantangan ini berpotensi untuk bertambah besar dan kompleks dengan adanya kebutuhan pendanaan yang belum terpenuhi atau “investment gap” di sektor ini setiap tahunnya. Bank Pembangunan Multilateral atau MDB seperti AIIB dapat menyalurkan dana untuk berkontribusi dalam memenuhi sebagian dari “gap” tersebut. Namun, masalah air di Asia tidak akan terselesaikan melalui pendanaan semata, dan juga tidak melalui pembangunan infastruktur saja. MDB, termasuk AIIB, perlu memastikan bahwa pendanaan di bidang pengembangan infrastruktur harus ditemani dengan peningkatan kapasitas institusional dan manajerial dari pihak-pihak pengelola sumber daya air. Pembangunan infrastuktur krusial dalam penyelesaian masalah keairan, tapi harus dipadupadankan dan diseimbangkan dengan peningkatan kelembagaan, agar benar-benar dapat memaksimalkan potensi produktif air dan mengendalikan potensi destruktifnya.
Apakah Anda dapat menjelaskan secara singkat mengenai Strategi Sektor Air AIIB? Terutama terkait alasan di balik perumusannya, isinya, dan dampaknya terhadap pendanaan AIIB?
Pertama-tama, AIIB berkomitmen untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh Asia. Untuk mewujudkan ini, investasi di sektor air sangatlah krusial, karena terkait erat dengan banyak isu dan agenda penting lainnya, termasuk isu perubahan iklim, perkotaan, energi, dan pangan. Air merupakan sektor yang terbilang kompleks, terutama jika dilihat dari aspek kelembagaan dan kebijakannya. Untuk itu, pendekatan yang strategis dan terencana diperlukan untuk memastikan investasi di bidang ini dapat mencapai hasil yang diinginkan secara optimal dan berkelanjutan. Untuk itu, AIIB membutuhkan sebuah strategi investasi yang merumuskan visi, prioritas dan strategi pendekatan yang akan ditempuh oleh bank dalam pendanaannya di sektor air.
Visi yang tertuang di Strategi Sektor Air AIIB sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustaianble Development Goals) yang ditetapkan oleh PBB, khususnya untuk memastikan pengelolaan dan ketersediaan air dan sanitasi yang berkelanjutan. Karena kebutuhan dari anggota AIIB sifatnya beragam dan terus berevolusi, maka Strategi Sektor Air menekankan pentingnya pendanaan yang berorientasi pada kebutuhan dan permintaan klien yang aktual. Selain menyediakan pendanaan, Strategi Sektor Air mencanangkan agar AIIB dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan efisiensi di sektor air melalui penerapan teknologi inovatif.
Anda merupakan Project Team Leader untuk beberapa investasi AIIB di beberapa negara, termasuk Indonesia. Bisakah Anda menceritakan tentang dua proyek air yang dibiayai AIIB di Indonesia?
Tujuan utama dari kedua proyek yang didanai oleh AIIB di Indonesia saling beririsan di banyak aspek. Secara umum, kedua proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air di Indonesia dalam mencapai ketahanan air dan pangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan menghadapi tantangan nasional, seperti pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan perubahan iklim.
Proyek pertama, Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan (Dam Operational Improvement and Safety Project - DOISP), berfokus pada peningkatan keamanan dan kinerja dari sekitar 140 bendungan. Proyek ini memiliki tujuan ganda untuk mengurangi risiko kegagalan bendungan sekaligus meningkatkan kemampuan bendungan dalam pemasokan air baku, penyediaan air irigasi, dan perlindungan banjir. Proyek ini berinvestasi dalam rehabilitasi struktur bendungan dan pemutakhiran teknik pengelolaan dan pemantauan bendungan.
Proyek kedua, Proyek Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation – SIMURP), bertujuan untuk meningkatkan penyediaan air irigasi di beberapa daerah irigasi kewenangan nasional, dengan total luas cakupan lebih dari seperempat juta hektar di seluruh Indonesia. Dikarenakan faktor usia, pemeliharaan yang tidak optimal, dan penurunan kinerja infrastruktur, banyak jaringan-jaringan irigasi di Indonesia yang tidak dapat beroperasi sebagaimana yang direncanakan. AIIB mendanai rehabilitasi dan modernisasi infrastruktur irigasi ini dan memperkenalkan cara-cara pengelolaan yang lebih baik dan muktakhir guna meningkatkan kinerja infastruktur dan produktivitas pertanian.
Kedua proyek ini merupakan proyek berskala nasional yang dilaksanakan hampir di seluruh pelosok Tanah Air, mulai dari daerah-daerah padat penduduk seperti di Pulau Jawa hingga di pelosok ujung barat atau timur tanah air seperti di Provinsi Aceh dan NTT. Jika digabungkan, kedua proyek ini diperkirakan dapat menghasilkan manfaat bagi lebih dari 15 juta orang dan membawa dampak positif dari segi lingkungan dan sosial di seluruh negeri.
Apa dan siapa penerima manfaat utama dari proyek-proyek tersebut?
Proyek-proyek ini akan bermanfaat bagi Indonesia setidaknya di dua level.Pertama, proyek-proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kelembagaan dan manajerial dari badan-badan pemerintahan dan instansi-instasi terkait lainnya, yang berwenang dalam pengelolaan sumber daya air dan terlibat di dalam kedua proyek ini. Peningkatan ini akan terwujud melalui pelatihan teknis, pemutakhiran standar dan prosedur, adopsi teknologi inovatif, dan peningkatan-peningkatan kapasitas lainnya.
Kedua, proyek ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia yang kehidupan dan mata pencahariannya berkaitan dengan air. Proyek DOISP menargetkan manfaat bagi lebih dari 11 juta orang yang tidak hanya akan terlindungi dari kegagalan bendungan atau banjir, tetapi juga akan mendapat manfaat dari peningkatan kinerja bendungan. Sebagian besar dari bendungan-bendungan di dalam proyek ini bersifat multiguna dan menyediakan tidak hanya pasokan air baku dan irigasi, tetapi beberapa juga menghasilkan listrik.
Di sisi lain, lebih dari 800 ribu rumah tangga petani ditargetkan mendapat manfaat dari peningkatan terpadu layanan irigasi dari proyek SIMURP. Proyek ini dirancang untuk memungkinkan petani untuk meningkatkan intensitas tanam mereka (untuk menanami area yang lebih luas dengan musim tanam dan panen yang lebih sering dalam setahun) serta menigkatkan produktivitas dari tanaman mereka yang pada akhirnya, meningkatkan mata pencaharian dan taraf hidup mereka.
Bagaimana prospek kerja sama dan kontribusi AIIB di sektor air di Asia, termasuk di Indonesia?
Tantangan-tantangan terkait pemanfaatan potensi produktif air dan pengendalian potensi destruktifnya yang saya sebutkan sebelumnya akan bertambah kompleks sejalan dengan perubahan iklim dan pertumbuhan sosioekonomi di Asia. Ketika dikaitkan dengan konteks saat ini, peningkatan layanan air bersih dan sanitasi adalah salah satu kunci dalam upaya perlindungan terhadap pandemi Covid-19 dan perbaikan kesehatan masyarakat. Pembenahan sektor air akan semakin mendesak sejalan dengan waktu kecuali tindakan cepat serta tegas segera diambil.
MDB, seperti AIIB, memiliki peran yang penting dalam upaya ini, yang dapat memobilisasi pendanaan, memfasilitasi pertukaran pengetahuan, perkuatan kelembagaan, dan pengaplikasian teknologi inovatif. AIIB siap untuk mendukung Asia, dan khususnya Indonesia, baik lewat pendanaannya dalam mewujudkan pengembangan infastruktur air yang berkelanjutan dan dalam mempersiapkan proyek investasi yang berkontribusi pada pemerataan kesejahteraan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Interaksi yang erat dengan anggota dan mitra utama AIIB akan menjadi sangat penting untuk mengidentifikasikan tujuan investasi dan mencari potensi untuk bersinergi. AIIB and Strategi Sektor Air-nya hadir dengan tujuan untuk mendukung pembiayaan “infrastructure for tomorrow” —infrastruktur yang berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi dan sosial.
Pelajari lebih lanjut tentang Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) melalui tautan berikut: https://www.aiib.org/en/index.html