Dirut Telkom: Satelit Merah Putih 2 Tak Bersaing dengan Starlink

Image title
24 Februari 2024, 09:45
Ririek Adriansyah
Katadata
Direktur Utama Utama Telkom, Ririek Adriansyah
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Grup Telkom mencatatkan salah satu milestone penting pada pekan ini. Lewat anak usaha Telkom, Telkomsat, meluncurkan Satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida pada Selasa (20/2) pukul 15.11 waktu setempat.

Satelit Merah Putih 2 direncanakan akan siap beroperasi (ready for service) pada April 2024. Ada tiga misi. yang ingin dibawa Satelit Merah Putih 2, yakni meningkatkan ketahanan infrastruktur digital nasional untuk mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia, mengamankan dan mempertahankan slot orbit Indonesia di 113 BT, serta memperkuat portofolio bisnis satelit melalui peningkatan kapasitas internal dari 10 Gbps (Satelit Telkom 3S dan Satelit Merah Putih) menjadi 42.4 Gbps.

"Keberadaan Satelit Merah Putih 2 ini juga menjadi fondasi yang memperkuat portofolio bisnis satelit Telkom Group yang dijalankan Telkomsat,” ujar Direktur Utama Utama Telkom, Ririek Adriansyah, saat konferensi pers di Florida, Rabu (21/2).

Satelit ke-11 menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau yang juga dikenal dengan broadband satelit. Teknologi HTS memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil tapi banyak (multi-spots beam), sehingga mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut.

Kapasitas Satelit Merah Putih 2 hingga 32 Gbps, membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia. Frekuensi C-Band ini memiliki performa paling baik terhadap curah hujan. Sehingga, cocok buat Indonesia yang merupakan negara di kawasan khatulistiwa yang memiliki curah hujan tinggi.

Satelit Merah Putih 2 menggunakan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun yang dipabrikasi oleh Thales Alenia Space. Thales berperan sebagai kontraktor utama yang bertanggung jawab atas desain, konstruksi, pengujian, dan pengiriman satelit ke lokasi peluncuran. Sedangkan peluncuran Satelit Merah Putih 2 bekerja sama dengan roket Falcon 9 dari SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.

Selain Telkom, beberapa pemain global seperti Starlink milik Elon Musk juga menyediakan layanan berbasis satelit di Indonesia. Ririek menjelaskan satelit Merah Putih 2 dan Starlink memiliki perbedaan. "Satelit Merah Putih dengan Starlink berbeda," kata Ririek.

Berikut petikan wawancara Ririek Adriansyah dengan founder Katadata.co.id Metta Dharmasaputra pada pertengahan pekan ini, termasuk dalam sesi konferensi pers:

Mengapa Telkom meluncurkan Satelit Merah Putih?
Ini satelit Telkom yang ke 11 dan merupakan satelit HTS yang pertama. Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan dan beberapa daerah yang sangat, kita jelas membutuhkan satelit.

Jadi ada tiga platform untuk broadband, yakni fiber optik, FWA atau fix wireless access dan satelit. Fiber optik itu yang paling besar kapasitasnya. Namun, untuk menggelar itu ada batasan teknis maupun komersial.

Tidak semua rumah layak dengan fiber optik sehingga kita butuh solusi lain. Untuk daerah Jakarta yang sangat padat akan sulit menggali fiber optic. Sehingga lebih praktis bila pakai fix wireless access.

Namun, fwa juga tidak cocok untuk daerah yang sulit dijangkau. Sehingga memang kita butuh satelit, baik langsung kepada pengguna maupun satelit yang akan dipakai operator seluler yang bisa mengkover ke pelosok negara.

Satelit di negara kita tidak bisa dihindarkan lagi karena itu Telkom akan kembangkan bisnis satelit. Satelit ini bentuknya dari waktu ke waktu akan berbeda. Dulu kita pakai satelit untuk komunikasi, suara, dan sekarang sudah mulai menuju ke broadband.

Peluncuran Satelit Merah Putih 2
Peluncuran Satelit Merah Putih 2 (Telkom)

 

Apa peran Satelit Merah Putih 2 dalam upaya kedaulatan digital kita?
Satelit ini salah satu fungsinya sebagai backhaul, yaitu menghubungkan misalnya BTS dengan elemen lain. Memang tidak didesain untuk komunikasi langsung dengan handphone, tapi akan membantu operator lain misalnya operator seluler untuk mengembangkan daerahnya ke remote. Secara angka akan meningkatkan konektivitas kita di beberapa daerah.

Sasarannya bukan end user?
Bukan. Bisa operator seluler yang akan memanfaatkan. Secara teknis dapat dipakai end user, menggunakan antena atau parabola kecil, tapi bukan itu desain utamanya

Berapa banyak yang akan dimanfaatkan Telkom dan berapa yang didedikasikan untuk operator seluler lain?
Sebagian besar akan dipakai oleh eksternal. Yang akan memanfaatkan satelit dari Grup Telkom ini nanti akan banyak digunakan Telkomsel.

Apa dampak manfaat satelit ini secara sosial ekonomi?
Artinya bila konektivitas merata, pasti dampaknya ke ekonomi positif kan. Suatu daerah yang awalnya belum mendapat coverage suatu broadband, itu bisa bertumbuh positif setelah mendapatkannya. Meskipun kita tahu masalah bukan hanya coverage.

Masalah kita kan, pertama, coverage itu diselesaikanlah. Kedua, jumlah orang yang memakai smartphone karena masih banyak juga yang belum pakai smartphone. Nah terus juga codebility, kemampuan orang untuk membayar langganan broadband, seperti membeli pulsa, itu juga isu yang perlu dicarikan solusi.

Jadi sekali lagi, kita akan menambah pemerataan koneksitas broadband. Nah memang tidak hanya melalui satelit ini tapi juga oleh pemain lain, misalnya operator seluler mau menambah BTS ke Papua. Nah backhaulnya itu yang mengkonek BTS bisa memakai satelit ini.

Kalau secara khusus, dampak atau kontribusi dari Merah Putih 2 terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)?
Otomatis IKN itu menjadi salah satu potensial usernya. Satelit bisa menjangkau area yang tidak tercover atau bisa menjadi back up. Jadi kami gelar fiber optik di darat, tapi kan sudah berlapis lapis dan lebih andal lagi ada satelit yang menjaga kalau ada apa-apa di darat, masih ada backup satelitnya.

Dengan adanya Satelit Merah Putih 2 ini jangkauan terhadap masyarakat akan bertambah?
Satelit Merah Putih 2 ini akan mempermudah bagi operator seluler untuk memperluas jangkauannya. Sekarang ini kalau nggak salah 4G kita itu sudah menjangkau mungkin 97 persen sampai 98 persen populasi, dan ini akan lebih menambah jangkauannya.

Apakah akan menambah jangkauan secara geografis?
Secara geografi enggak mungkin akan menjangkau hingga 97 persen. Di Indonesia ada 11.000 pulau yang ada populasinya cuma berapa ratus pulau saja. Jadi enggak mungkin kita menjangkau coverage yang enggak ada orangnya seperti di tengah hutan. Jadi yang kami ukur selalu populasi bukan geografi.

Ilustrasi, satelit.
Ilustrasi, satelit. (Freepik)

Kenapa Telkomsat memilih Thales Alenia space?
Melalui proses tender, ada 5 bidder yang kami undang, semuanya pabrikan yang terkemuka di dunia. Ketentuannya mana yang memberikan harga per kapasitas paling murah atau per gyga byte yang paling murah. Thales ini yang memberikan solusi paling bagus, kapasitas besar, harga per kapasitas juga paling murah. Itu yang kami pakai, dengan begitu kami harapkan secara benchmark akan positif dibanding yang lain.

Ini satelit ke berapa yang ditangani Telkomsat?
Ini satelit ketiga Telkomsat. Selama ini Telkom sudah meluncurkan 11 satelit. Namun sudah habis usianya seperti Palapa A, B dan seterusnya. Yang masih hidup itu sekarang tinggal Telkom 3s dan Satelit Merah Putih 1.

Dari sisi bisnis Telkom, berapa besar pengelolaan satelit?
Sekitar lima persen

Setelah Satelit Satelit Merah Putih 2, akan ada satelit lain?
Kami berharap seperti itu, tapi belum tahu juga. Kami berharap dengan mengembangkan Telkomsat, kami punya bisnis satelit yang akan terus membesar dan terus tumbuh.

Apa tanggapan Telkom potensi persaingan dengan Starlink?
Sebenarnya antara Satelit Merah Putih 2 dan Starlink ini berbeda. Pertama, berbeda posisinya. Posisi Satelit Merah Putih 2 berada di GEO atau 36 ribu kilometer dari permukaan laut. Sedangkan posisi Starlink itu di LEO sekitar 400 kilometer dari permukaan laut.

Jadi waktu tempuh atau latensinya perjalanan signal itu untuk GEO lebih lambat, sedangkan Starlink lebih cepat. Bila butuh latensi kecepatan tinggi maka diarahkan ke Starlink, tapi bila butuh yang low maka menggunakan Satelit Merah Putih 2. Starlink itu lebih cepat, secara umum lebih bagus tapi lebih mahal.

Itu tergantung pelanggannya, mau yang mana. Nanti ada yang bisa menggunakan Satelit Merah Putih 2 dan ada yang bisa menggunakan Starlink.

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...