PLN Optimalkan Pemanfaatan FABA di Kalimantan
PT PLN (Persero) menyebarluaskan manfaat dari abu sisa pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk bahan baku konstruksi masyarakat. Bahkan, di Kalimantan Fly Ash Bottom Ash (FABA) PLN langsung diserap oleh kalangan industri.
Selain memberikan banyak manfaat, FABA terbukti secara uji laboratorium sangat aman dari sisi lingkungan serta memenuhi baku mutu yang diprasyaratkan sehingga sangat aman digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan, Daniel Eliawardhana mengungkapkan selain diolah menjadi produk turunan seperti paving block dan batako, FABA PLTU juga memiliki karakteristik bahan yang kuat sehingga cocok untuk digunakan sebagai timbunan jalan atau road base serta campuran ready mix pada proyek konstruksi.
“Kami menjalin kerja sama dengan UMKM, industri swasta, pemerintah daerah hingga BUMN yang saat ini tengah membangun proyek konstruksi di Kalimantan untuk bersama-sama menggunakan FABA,” ungkapnya.
Salah satu proyek yang memanfaatkan FABA PLTU adalah pembangunan jembatan Sungai Sambas Besar (MYC) di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Berdasarkan uji coba laboratorium yang dilakukan oleh PT Nindya Karya selaku kontraktor proyek FABA PLTU Bengkayang memenuhi Standar Konstruksi Jembatan.
“Dengan adanya Pemanfaatan Fly Ash dari PLTU ini diharapkan dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan diri bagi para pelaku industri konstruksi dan infrastruktur bahwa FABA dapat digunakan sebagai material substitusi ready mix yang mempunyai kekuatan, ketahanan dan tentunya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,” jelas Daniel.
Selain untuk proyek jembatan, sebanyak 48.000 ton FABA yang berasal dari PLTU juga dimanfaatkan sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
Regional Head salah satu perusahaan kelapa sawit di Pulang Pisau, Muhammad Nasir mengungkapkan pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman untuk memanfaatkan FABA PLTU Pulang Pisau sebagai bahan baku pengerasan jalan akses masuk ke areal perkebunan sawit miliknya.
“FABA menjadi solusi yang terbaik bagi kami untuk proyek pengerasan akses masuk ke perkebunan. Selain bahannya yang kuat dan kokoh, penggunaan FABA juga lebih ekonomis sehingga meningkatkan efisiensi operasional kami,” ujar Nasir.