BUMN Luncurkan PMO Kopi Nusantara
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN berupaya membangun ekosistem yang mengutamakan petani dan mendukung penuh kebangkitan industri kopi nasional.
Hal itu dibuktikan BUMN yang pada awal 2022 meluncurkan inisiatif Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara.
"Inilah pentingnya harus percaya membangun ekosistem Indonesia di mana kita banyak sekali mempunyai keunggulan di berbagai macam jenis kopi," ujar Erick saat membuka pameran Pasar Kopi yang digelar Roemah Indonesia BV dan Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (3/9/2022) seperti dikutip dari rilis Kementerian BUMN.
Erick menjelaskan, PMO Kopi Nusantara menjadi bagian dari program Makmur komoditas kopi yang memberikan akses untuk finansial, pendampingan, jaminan gagal panen dan pasar. BUMN diketuk karena sebanyak 96% dari industri kopi merupajan perkebunan rakyat.
“Tujuan akhir kami adalah kesejahteraan para petani. Ini sejak awal saya meminta BUMN bangun ekosistem di mana BUMN tidak boleh menomorduakan petani,” katanya.
Dalam agenda tersebut, Erick Thohir juga menyaksikan tanda tangan kontrak pembelian kopi antara stakeholders yang tergabung di PMO Kopi Nusantara, termasuk PTPN Group, dengan para importir di wilayah Belanda dan sekitarnya.
Erick Thohir menyebut nilai transaksi awal kerja sama tersebut mencapai US$5,6 juta terdiri atas US$2,5 juta kontrak pembelian dan sisanya sebesar US$3,1 juta berupa nota kesepahaman.
Uni Eropa tercatat sebagai konsumen kopi dunia terbesar, yakni mencapai 2,4 juta ton per tahun atau 24 persen dari total konsumsi kopi dunia.
Itu juga yang menjadi salah satu alasan event Pasar Kopi dilaksanakan di Amsterdam. Sejak dahulu, Belanda merupakan pasar potensial bagi komoditas kopi Indonesia.
“Selain itu, rata-rata warga Belanda meminum empat cangkir kopi sehari. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar bagi Kopi Indonesia di Belanda yang memiliki sejarah sejak zaman dahulu,” ujar Erick Thohir.
Kementerian BUMN, kata Erick, berharap momen Pasar Kopi di Amsterdam ini bisa menjadi tonggak sejarah semakin dikenalnya kopi Indonesia oleh masyarakat global dan Indonesia menjadi global market leader industri kopi di dunia.
“Saya ucapkan selamat dan sukses untuk acara Pasar Kopi: Indonesia Coffee Market di Amsterdam ini,” kata Erick Thohir.
Pasar Kopi yang berlangsung sejak 1-11 September diisi dengan paparan Amir Sidharta dan Bonnie Triyana, sebagai kurator dan desainer pameran sejarah kopi Indonesia pertama di dunia ini.
Selain talk show bersama para tokoh kopi ternama dunia, para pecinta kopi juga dapat menyaksikan secara langsung sesi coffee cupping dan coffee pairing, serta menikmati kopi khas Indonesia pada area unlimited brewing session.
Di antara berbagai kisah kopi dan para pelakunya yang akan ditampilkan pada Pasar Kopi di Amsterdam adalah penanaman di desa-desa di batas hutan Sulawesi, pemanfaatan lahan-lahan tidur Sumatera, reforestasi lahan kritis di Jawa Barat, dan kebun-kebun masyarakat adat Waerebo di Flores.
Ekosistem kopi Indonesia meliputi, antara lain dataran tinggi yang menumbuhkan kopi arabika, kebun kopi rakyat di dataran rendah yang menghasilkan robusta, maupun lahan gambut tempat kopi jenis liberika dapat tumbuh dengan baik.
(Tim Riset Katadata)