ADB Kucurkan Pinjaman $93 Juta untuk Peternak Udang Indonesia
Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai $93 juta untuk mendanai proyek Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project bagi peternak sektor budidaya udang di tujuh provinsi di Indonesia.
Melalui proyek ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat memperkenalkan akuakultur udang guna meningkatkan produktivitas, kualitas, profitabilitas, dan kelestarian lingkungan di kawasan budidaya udang bagi peternak kecil di provinsi Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Sulawesi Selatan.
Adapun, proyek ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020–2024, dan strategi kemitraan negara ADB 2020–2024 untuk Indonesia, serta Rencana Aksi untuk Laut yang Sehat dan Ekonomi Biru yang Berkelanjutan (Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies) dari ADB.
“Indonesia merupakan salah satu pemain utama di pasar global dengan pangsa 8,7% dan menjadikannya produsen udang kelima terbesar di dunia, serta pengekspor ke pasar Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat,” kata Principal Water Resources Specialist ADB untuk Asia Tenggara Eric Quincieu.
Proyek ini akan meningkatkan akses peternak kecil terhadap pakan dan benur udang yang berkualitas, produksi, dan pascapanen, serta keterlacakan melalui investasi pada infrastruktur yang dapat beradaptasi dengan iklim, peningkatan kapasitas, serta penguatan rantai nilai.
Selain itu, proyek ini juga akan memfasilitasi alih pengetahuan dalam memproduksi benur udang dengan genetik berkualitas tinggi agar dapat mengurangi ketergantungan impor.
Lebih dari 1.000 adalah peternak perempuan dari 5.200 peternak kecil, akan memperoleh peningkatan infrastruktur dan kapasitas. Kemudian, 7.000 peternak perempuan dari 35.000 peternak kecil akan memperoleh peningkatan akses terhadap pakan dan benur udang yang berkualitas dan program peningkatan kapasitas akuakultur.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.