Meski Krisis, Erick Sebut BUMN Bisa Tingkatkan Kontribusi bagi Negara
Seiring dengan peningkatan laba, kontribusi BUMN terhadap negara turut meningkat Rp 68 triliun dalam tiga tahun terakhir. Nilainya naik dari Rp 1.130 triliun pada sebelum Covid-19 menjadi Rp 1.198 triliun pada kuartal tiga tahun 2022.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan, kontribusi itu meningkat pada saat BUMN juga sedang terimbas krisis akibat Pandemi Covid-19.
Selama Pandemi, tidak ada BUMN yang menutup operasionalnya, padahal semua sedang tertekan. Saat itu, BUMN memutuskan untuk melakukan konsolidasi, bukan pasrah menerima tekanan Covid-19 tanpa usaha.
"Kontribusi BUMN naik Rp 68 triliun, padahal kondisinya sedang krisis. Saat Pandemi BUMN memilih tidak terjebak oleh krisis yang membelenggu. Saat pandemi, BUMN justru bekerja maksimal, karena saat pandemi adalah saatnya konsolidasi, bukan pasrah. Itu salah besar," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Senin (2/1).
Menurutnya, usaha bersama dalam menghapus paradigma BUMN itu sarang korupsi atau perusahaan dengan utang besar terus berjalan. Seluruh BUMN diminta berusaha membuktikan bahwa paradigma itu keliru.
Mencegah korupsi merupakan langkah yang tepat untuk melindungi hasil kerja BUMN yang kini terus meningkat signifikan. Sementara menekan utang sebagai basis pertumbuhan bisnis merupakan langkah konkrit dalam menyehatkan BUMN secara jangka panjang.