Erick Thohir Tekankan Profesionalitas dan Transparansi di BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kepemimpinannya menjunjung tinggi profesionalitas dan mengutamakan perubahan ke arah yang lebih baik.
Sejak awal memimpin Kementerian BUMN, Erick menanamkan pesan kepada jajarannya, bahwa kepemimpinannya berjalan dengan sistem yang tertata secara efektif dan transparan.
“Tidak mungkin yang namanya perubahan itu hanya berdasarkan leadership, tanpa ada sistem yang dibangun maupun sebaliknya,” ujar Erick melalui cuitan di akun Twitter @KemenBUMN pada Sabtu (28/1).
Saat menggawangi berbagai lini bisnis, Erick selalu menggenggam erat prinsip profesionalitas dan transparansi. Hal itu yang selalu ia tekankan saat ia memimpin di berbagai tempat, termasuk begitu diamanahi menjabat sebagai Menteri BUMN.
Prinsip itu berbuah positif, terutama bagi kinerja BUMN yang kini terus mencatatkan tren perbaikan dibandingkan saat Erick baru menjabat sebagai Menteri BUMN. Berdasarkan data dari Kementerian BUMN, di masa awal kepemimpinan Erick tercatat sebanyak 70 persen BUMN mengalami kerugian.
“Laba BUMN ketika saya masuk Rp 13 triliun, sekarang menjadi Rp 125 triliun dan insya Allah untuk tahun ini angkanya bisa di atas RP 200 triliun. Artinya dari 13 ke 125 hampir 860 persen lebih. Dan kemungkinan ini akan terus naik,” katanya.
Aksi bersih-bersih turut dilakukan oleh Erick dengan tujuan untuk memperluas langkah transformasi bisnis BUMN sekaligus memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) di kementerian yang ia pimpin.
Agenda tersebut merupakan bagian dari upaya pembentukan fondasi yang kuat, mendasar, dan meminimalisir praktik korupsi di tubuh perusahaan.
“Korupsi itu bagian yang harus diberantas, walaupun kita menyadari korupsi dari zaman dulu sampai sekarang itu ada, tapi kita harus meminimalisasi korupsi, apalagi korupsi uang rakyat, uang pemerintah, ini sangat menyakitkan,” ujar Erick dalam keterangan tertulis (28/8/2022).
Tindak lanjut aksi bersih-bersih tersebut yaitu dengan merampingkan jumlah BUMN. Perampingan jumlah BUMN dari 108 menjadi 41 BUMN, terbukti telah memberikan hasil yang lebih baik dengan meningkatnya kinerja BUMN.
“Perbaikan kinerja terletak pada kunci utama, yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten,” kata Erick.