Langkah Erick Thohir Transformasi BUMN Buahkan Kinerja Positif
Sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri BUMN di 2019, Erick Thohir telah mengambil berbagai langkah signifikan untuk melakukan transformasi besar-besaran di lingkup BUMN.
Dalam pernyataannya tahun lalu, Erick mengatakan bahwa BUMN merupakan sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia. Kontribusinya dibutuhkan sebagai motor penggerak ekonomi, terutama di masa sulit pandemi Covid-19.
“Sudah seyogyanya BUMN jadi motor penggerak ekonomi dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat," tuturnya.
Demi mewujudkan transformasi, inovasi, dan efisiensi bagi seluruh perusahaan pelat merah, Erick mewanti-mewanti pentingnya sinergi antara BUMN dengan perusahaan swasta karena transformasi ini tidak bisa dijalankan sendiri.
Ia juga menegaskan agar BUMN dapat memprioritaskan keberpihakannya pada UMKM untuk merealisasikan ekonomi kerakyatan.
Sejauh ini, transformasi tersebut tercermin dari pencapaian kinerja yang positif. Erick menyebutkan bahwa utang konsolidasi grup BUMN tercatat Rp1.640 triliun (unaudited) di 2022, atau naik 3,79% dari 2021 yang sebesar Rp1.580 triliun.
Meski jumlah utang naik, rasio terhadap modal investasi turun dari 36,2% di 2021 menjadi 34,2%. Hal ini karena modal tumbuh 9,9% (YoY) menjadi Rp3.150 triliun di 2022.
"Ada pihak yang bilang kalau utang naik, ekuitas juga naik. Kita tekankan persepsi BUMN bahwa banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas yang baik, itu salah,” ungkap Erick usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (13/2).
Selain itu, Erick menyebut bahwa mayoritas kinerja keuangan BUMN sudah mulai membaik dari sebelumnya. Dari total 41 BUMN, hanya sembilan yang tercatat masih merugi.
Dari perolehan laba konsolidasi BUMN di sepanjang 2022, angkanya menembus Rp303,7 triliun (unaudited). Pencapaian tersebut meroket dari realisasi laba bersih BUMN di 2021 yang sebesar Rp124,7 triliun.
Kementerian BUMN juga mendorong upaya restrukturisasi utang BUMN untuk memperkuat struktur modal, terutama perusahaan yang memiliki kondisi keuangan lemah karena Covid-19. Misalnya, Waskita Karya, PTPN III, dan Garuda Indonesia.
Kementerian BUMN fokus terhadap peningkatan EBITDA sehingga dapat memperkuat kapasitas BUMN untuk membayar utang melalui peningkatan penjualan dan margin operasional.
Dari sisi program pemulihan ekonomi, Kementerian BUMN telah melakukan sejumlah inisiatif strategis untuk mendorong pemberdayaan UMKM dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Pihaknya telah menyalurkan pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar).
Terakhir, BUMN terus melanjutkan sejumlah proyek pembangunan untuk membuka lapangan kerja di masa pandemi. Tercatat proyek ini di antaranya peningkatan kilang minyak atau refinery development master plan (RDMP) Balikpapan yang diestimasi menyerap 19.000 tenaga kerja.
Proyek lainnya, smelter tembaga Freeport Gresik menyerap hingga 40.000 tenaga kerja, serta pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) juga menyerap hingga 200.000 tenaga kerja.