Erick Dorong BUMN Melantai di Pasar Modal untuk Tingkatkan Daya Saing

Dengan melantai di bursa, BUMN bisa meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas untuk membantu BUMN menjangkau skala persaingan yang lebih luas.
Muhammad Taufik
7 Maret 2023, 18:44
Wakil Menteri BUMN 1 Pahala N Mansyuri dalam acara pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PGEO, Jumat (24/2/2023).
PT Pertamina Geothermal Energy
Wakil Menteri BUMN 1 Pahala N Mansyuri dalam acara pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PGEO, Jumat (24/2/2023).

Menteri BUMN Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah untuk go-public guna memberikan manfaat perekonomian negara. Untuk itu, dirinya menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). 

”Ini tantangan BUMN agar bisa benchmarking dari private sector agar kita bisa menilai kinerja kita dibandingkan dengan perusahaan lain. Dan kita berharap Good Corporate Governance bisa terus kita tingkatkan,” ujar Erick dalam keterangan tertulis terkait penandatanganan MoU antara Menteri BUMN dan BEI, beberapa waktu lalu. 

Di bawah kepemimpinan Erick, BUMN dicanangkan sebagai benteng ekonomi negara. Keberadaan BUMN harus bisa menyeimbangkan pasar di hadapan kompetitor swasta. Kerja sama dengan BEI merupakan salah satu langkah meningkatkan daya saing perusahaan pelat merah. 

Dengan melantai di bursa, BUMN bisa meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan. Tercapainya tujuan-tujuan itu akan membantu BUMN menjangkau skala persaingan yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun global. 

Hingga saat ini terdapat 37 perusahaan dan entitas anak usaha BUMN yang terdaftar di pasar modal Indonesia. Dari 37 perusahaan tersebut, 14 di antaranya adalah perusahaan BUMN dan 23 lainnya adalah entitas anak BUMN. 

“Kita lihat performance BUMN di bursa dari sektor BUMN 20 tingkat return-nya mencapai 10,4 persen lebih tinggi dari private sector dan gabungan yang sebesar 4,1 persen dan LQ45 yang nilainya 0,6 persen. Ini menandakan transformasi yang dilakukan sudah ke arah yang yang lebih baik,” kata Erick.

Deretan entitas BUMN yang melantai di pasar modal ini kemungkinan akan bertambah dalam waktu dekat. Aksi korporasi ini akan makin diperluas seiring kebutuhan menjaga ekonomi nasional dari ancaman krisis global. 

Adapun BUMN yang digadang-gadang melaksanakan IPO pada 2023 berasal dari tiga sektor utama yaitu energi, pupuk, dan perkebunan. Perseroan tersebut antara lain PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energy (PHE), PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), dan Palm Co.

PGE telah melaksanakan penjualan saham kepada publik pada akhir Februari tahun ini. Total saham yang diterbitkan sebesar 10,35 miliar lembar saham atau setara 25 persen, dengan kisaran harga Rp875 per saham. Dalam prospektusnya, perseroan mengalokasikan 85 persen hasil IPO untuk pengembangan usaha hingga 2025. 

Dalam tiga tahun terakhir PGE memiliki kinerja keuangan yang solid. Pada 2020, PGE membukukan laba sebesar US$72,8 juta. Laba itu naik 16,8 persen menjadi US$85 juta pada 2021. Selanjutnya, pada kuartal III 2022, laba perusahaan juga meningkat hingga mencapai US$111,4 juta.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...