Cara Erick Thohir Bagi Tugas untuk PSSI dan BUMN
Ketika terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Februari 2023 lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, kerap menghadapi tudingan tak akan bisa fokus bekerja. Ia diduga tak akan mampu mengurus BUMN yang sedang dililit bermacam masalah, seperti korupsi dan manipulasi laporan keuangan.
Merespons hal itu, Erick mengatakan selama ini dirinya bisa membagi waktu antara mengurus PSSI dan BUMN. Itu terbukti dengan prestasi Timnas Sepak Bola Indonesia meraih medali emas pada ajang SEA Games 2023. Sebelumnya, selama 32 tahun Indonesia tak mampu menduduki posisi pertama kompetisi itu.
Indonesia pun kini mempunyai rencana induk (blueprint) sepak bola yang diakui FIFA. “Selama saya bisa bagi tugas dan punya tim yang kuat, dan saya buktikan selama hasilnya ada, kenapa tidak? Dan ingat, ini pun penugasan. Dan, saya tidak malu ketika saya bicara ini penugasan dari pemerintah,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (2/7).
Erick mengungkapkan, pemerintah ingin menjadikan dunia sepak bola Indonesia mampu bersaing pada kancah global. Menurutnya, negara-negara berkembang yang ingin dunia olahraganya maju harus memberi ruang intervensi dari pemerintah. Itu terbukti pada negara-negara yang ekonominya belum seberkembang Indonesia, tetapi bisa mencetak prestasi olahraga yang lebih bagus.
Erick menegaskan, sejauh ini dirinya mampu menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Hal itu didukung oleh kinerja tim yang solid. “Kenapa saya bisa deliver? Itu tadi, saya punya tim yang kuat di BUMN, saya punya tim yang kuat di PSSI,” jelasnya.
Mantan presiden Inter Milan itu menampik dirinya “menunggangi” PSSI untuk kepentingan politik. Sebab, sejak dulu Erick sudah berkecimpung pada dunia olahraga.
“Ketika saya membawa Persija juara tahun 2004, Persib tahun 2014, memangnya ada agenda saya ingin jadi menpora atau ingin jadi gubernur Jawa Barat? Tidak. Karena, memang itu yang saya cintai dan yang harus saya deliver,” ungkapnya. Ia mengaku tak pernah berambisi pada jabatan. “Saya ambisi hasil.”
Erick sadar, keputusannya menerima penugasan menjadi Ketua Umum PSSI akan menjadi “bumerang” jika ia gagal mengemban amanah. Namun, risiko itu tetap ia ambil lantaran dirinya ingin memberikan hasil terbaik.
Di lingkungan BUMN pun, Erick mengaku melakukan hal yang sama. Ia tak pernah berpikir bahwa melaporkan dugaan korupsi BUMN akan memperburuk citranya. Sebab, tindakannya membongkar korupsi juga didukung oleh Presiden, menteri, penegak hukum, dan legislatif.
“Yang namanya (penindakan terhadap) Jiwasraya, Asabri, apakah itu pencitraan? Apakah ketika kita tidak sengaja menangkap selundupan yang ada di Garuda, apakah itu pencitraan? Tidak,” papar Erick.
Sebagai menteri, sudah menjadi tugasnya untuk memastikan BUMN sehat. Walaupun, masih ada saja pihak-pihak yang melanggar peraturan.
Di luar itu, tahun ini BUMN telah menyumbang dividen senilai Rp80,2 triliun dari laba bersih 2022 sebesar Rp303,7 triliun. Itu adalah dividen terbesar sepanjang sejarah dari perusahaan pelat merah untuk negara.