The Habibie Center Gelar Seminar Tentang Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan
The Habibie Center (THC) menyelenggarakan Seminar Nasional dan Peluncuran Program "Mendorong Penguatan Kelembagaan dan Reformasi Kebijakan Transisi Energi Berkeadilan di Indonesia" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Acara dibuka dengan sambutan dari Abdul Ghafur, Pelaksana Harian Direktur Organisasi Masyarakat (Ormas), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Ghafur menyambut baik kolaborasi antara THC dan Ford Foundation (FF) dalam upaya mewujudkan target net zero emission (NZE) di Indonesia.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong Ormas untuk bergerak sejalan dengan Visi dan Misi Asta Cita yang mendukung pembangunan berkelanjutan, termasuk swasembada energi dan ketahanan pangan,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (12/12).
Sementara itu, Maryati Abdullah, Program Officer Natural Resource and Climate Change, Ford Foundation Indonesia, mengatakan pentingnya partisipasi aktif negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam memitigasi perubahan iklim.
Oleh karena itu, Ford Foundation mendukung penuh upaya Indonesia dalam mencapai NZE. Menurut Maryati, hal ini sejalan dengan upaya global untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5-2 derajat Celsius melalui pengurangan bahan bakar fosil, peningkatan penggunaan energi terbarukan, dan efisiensi energi.
Senada, Direktur Eksekutif The Habibie Center Mohammad Hasan Ansori menekankan bahwa transisi energi merupakan langkah krusial dan strategis bagi Indonesia. Ansori berharap nilai-nilai demokrasi turut diintegrasikan dalam transisi energi.
“Prinsip keadilan, partisipasi, dan inklusivitas menjadi elemen penting dalam mewujudkan transisi energi yang berkeadilan dan merata bagi seluruh masyarakat,” katanya.
Adapun Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eniya Listiani Dewi saat menyampaikan pidato kunci bertajuk “Pengembangan Energi Terbarukan Berbasis Komunitas untuk Mencapai Target Emisi Nol-Bersih” menekankan pentingnya percepatan transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Pemerintah berkomitmen untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam serta mempercepat hilirisasi energi terbarukan guna mendukung visi kemandirian energi nasional,” terangnya.
Menurut Eniya, komunitas lokal memegang peran penting untuk memastikan keberlanjutan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT). Ia menyoroti perlunya pemberdayaan masyarakat setempat, khususnya di daerah 4T (tertinggal, terdepan, terluar, dan terpencil).
“Saya berharap generasi muda dapat berkontribusi dengan terlibat langsung dalam program pengembangan energi di daerah-daerahnya,” kata Eniya.
Acara seminar nasional dan peluncuran program Transisi Energi (fase II) The Habibie Center mengangkat tema "Mendorong Penguatan Kelembagaan dan Reformasi Kebijakan Transisi Energi Berkeadilan di Indonesia".
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran publik, berbagi pandangan dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya tentang pentingnya penguatan kelembagaan dan pembaharuan kebijakan terkait transisi energi di Indonesia.
Dalam acara tersebut digelar diskusi panel yang menghadirkan narasumber Ruddy Gobel, Senior Policy Adviser Centre for Policy Development, Andrinof Achir Chaniago, Dosen Universitas Indonesia, Filda Citra Yusgiantoro, Dosen Universitas Atmajaya, Chairperson Purnomo Yusgiantoro Center, dan Irvan Tengku Harja, Peneliti The Habibie Center.