Trash Ranger Jakarta Dorong Pembelajaran EBT Melalui Kegiatan Interaktif
Trash Ranger Jakarta sukses menggelar acara edukatif bertajuk “Green Energy Rangers”, yang bertujuan memberikan wawasan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya energi terbarukan.
Mengusung tema “Empowering Sustainable Living Through Renewable Energy Solutions”, kegiatan interaktif ini melibatkan berbagai komunitas dan tamu undangan dari berbagai bidang.
Acara dimulai dengan paparan dari Riyan Nurrahman, Campaigner dari Generasi Energi Bersih, yang menjelaskan konsep dasar energi terbarukan yang bersumber dari sumber daya alam yang dapat digunakan secara berkelanjutan. Ia juga menguraikan pembagian dari energi baru dan terbarukan (EBT).
“Energi Baru Terbarukan dibagi menjadi dua, ada Energi Baru dan Energi Terbarukan,” tuturnya, dalam keterangan resmi, Senin (16/12).
Pembahasan dilanjutkan oleh Fadhil Ahmad, Project Officer dari Clean, Affordable, and Secure Energy (CASE) IESR. Fadhil memaparkan tujuan utama pemanfaatan energi terbarukan, lengkap dengan data hasil penelitian IESR.
Salah satu poin menarik yang disampaikan adalah penggunaan kalkulator surya, alat yang menghitung potensi pemanfaatan energi surya dalam kondisi umum dan ideal.
Ia juga menyoroti manfaat konkret dari energi terbarukan melalui contoh seperti PLTA Saguling di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
“PLTA Saguling mampu menghasilkan total energi 700 Megawatt (MW) yang berhasil memenuhi listrik 2,2 juta rumah dengan mengurangi 2,7 juta ton CO2,” jelasnya dalam pemaparan tersebut.
Setelah sesi talkshow, acara dilanjutkan dengan permainan edukatif bernama Ranger of Renewable (ROR). Permainan ini dirancang untuk menguji pemahaman peserta tentang energi terbarukan. Sebanyak tujuh kelompok yang terdiri dari delapan orang bersaing untuk memenangkan sesi ini.
Tak berhenti di situ, Trash Ranger menghadirkan sesi workshop yang dipandu oleh Andi Nazwa, perwakilan dari pilar Trash Ranger. Nazwa memaparkan cara kerja energi terbarukan secara sederhana, termasuk bagaimana sampah organik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas.
“Sayurannya terfermentasi terdapat gas metana, hal itu yang menciptakan bau dan ini baik untuk menghasilkan sumber energi. Diamkan selama 4 sampai 5 hari, balon bakal mengembang menjadi tanda biogas sudah terbentuk,” ungkap Nazwa sambil memberikan arahan praktik langsung kepada peserta.
Nazwa juga menambahkan, “Sisa-sisa sampah bisa digunakan pupuk organik. Buka balonnya pelan-pelan tidak akan meledak, karena masih dalam kadar rendah.”
Acara ditutup dengan praktik sederhana yang dilakukan oleh kelompok “Sun Power”, pemenang sesi permainan sebelumnya. Kelompok ini mendemonstrasikan proses pembuatan energi terbarukan dengan bimbingan dari tim Trash Ranger. Praktik ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana energi terbarukan dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari.
Melalui acara ini, Trash Ranger Jakarta berharap mampu menginspirasi pemuda untuk mengambil langkah nyata dalam mengaktualisasikan solusi energi terbarukan. Edukasi ini diharapkan menjadi titik awal menuju implementasi keberlanjutan demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.