Capaian JKN 2025: Akses Merata, Ekonomi Menguat
Berkat penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 2014, akses layanan kesehatan kian merata sekaligus memberikan efek ekonomi yang signifikan. Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menegaskan bahwa berbagai capaian ini menunjukkan JKN telah menjadi elemen penting pembangunan sosial-ekonomi.
“Program JKN membuat kualitas hidup masyarakat membaik, akses pelayanan kesehatan terbuka luas, sehingga angka harapan hidup meningkat. Ini bukti nyata bahwa kesehatan bukan hanya urusan medis, tetapi juga investasi bagi kemajuan bangsa,” ujar Rizzky.
Kajian LPEM FEB UI mencatat Program JKN berhasil melindungi masyarakat dari risiko kemiskinan akibat biaya berobat. Jumlah penduduk yang tidak jatuh miskin berkat perlindungan JKN melonjak dari 1,16 juta orang (2016) menjadi 5,7 juta orang (2022).
“Artinya, masyarakat tidak lagi jatuh miskin hanya karena terbebani biaya berobat. Dulu masih muncul stigma bahwa orang miskin dilarang sakit, tapi sekarang stigma tersebut berubah menjadi orang sakit dilarang bayar, karena biaya pengobatan dijamin BPJS Kesehatan. Siapa pun, dari kota hingga pelosok, punya hak yang sama untuk sehat,” tegasnya.
Dampak lainnya terlihat dari kontribusi JKN terhadap perekonomian: PDB per kapita naik dari Rp1 juta (2016) menjadi Rp1,1 juta (2019). Ekosistem kesehatan juga menciptakan 3,25 juta lapangan kerja pada 2023, dengan output ekonomi menembus Rp316 triliun.
Program ini turut mendorong perbaikan kualitas hidup. Angka harapan hidup (AHH) naik dari 70,9 tahun (2013) menjadi 73,9 tahun (2023). Rizzky menilai capaian tersebut mencerminkan pembangunan masyarakat yang lebih sehat dan berdaya saing.
Berbagai inovasi layanan turut memperkuat kenyamanan peserta, mulai dari PANDAWA (08118165165) hingga BPJS Kesehatan Care Center 165. Sementara itu, keterlibatan generasi muda lewat Duta Muda BPJS Kesehatan menjadi strategi penting memperluas edukasi.
“Duta muda kami bukan hanya simbol, tapi motor penggerak. Mereka menjadi wajah baru BPJS Kesehatan yang mengedukasi masyarakat dengan bahasa generasi mereka sendiri. Dengan semangat dan kreativitas anak muda, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa bergotong royong lewat JKN adalah bagian dari kepedulian sosial yang harus dijaga lintas generasi,” tutupnya.
