Pandemi, Momentum Komitmen Pembangunan Hijau
Pandemi Covid-19 mengubah berbagai aspek kehidupan. Seluruh elemen masyarakat harus berjibaku memerangi virus, hingga aspek lingkungan sempat dikesampingkan. Kasus positif yang semakin meningkat pun memicu penumpukan sampah medis.
Pasalnya, kesiapan negara untuk mengolah limbah kesehatan tersebut masih minim. Jumlah sampah pun semakin meningkat seiring pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Tak hanya itu, pengurangan emisi di Tanah Air yang diduga berkurang dengan adanya pemberlakukan pembatasan sosial nyatanya dapat berdampak besar. The Centre for Research on Energy and Clean Air mengingatkan berbagai negara saat ini akan adanya revenge pollution, yaitu melonjaknya emisi pascakrisis ekonomi, jika tidak adanya solusi pembangunan hijau setelah dihantam krisis seperti yang pernah dialami Tiongkok pada 2008-2009 silam.
Oleh karena itu, pandemi justru menjadi momentum yang tepat untuk mengarahkan kebijakan ekonomi pada pembangunan hijau. Menurut publikasi U.S. National Library of Medicine, terdapat beberapa aspek yang dapat negara lakukan untuk mengedepankan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya di antaranya adalah strategi jangka pendek dengan memberikan stimulus yang mendorong efisiensi energi, konservasi alam, energi bersih, dan keberlanjutan bagi transportasi.