Minim Peran Penting Perempuan dalam Dunia Kerja
Merujuk laporan riset Global Equality Index (GEI) besutan Bloomberg, peran perempuan di dunia kerja terus mengalami peningkatan. Namun, saat ini, porsi perempuan pada level CEO berada di angka 7,5% dan pada level eksekutif sebesar 23%. Dengan angka tersebut, peran perempuan pada posisi-posisi penting dinilai masih minim.
Di sisi lain, riset ini juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan keberadaan perempuan di posisi pucuk pimpinan cenderung memiliki porsi perempuan yang lebih banyak di setiap level, juga cenderung menerapkan kebijakan-kebijakan yang ramah gender.
Kerangka riset GEI ini menilai perusahaan di lima pilar utama: kepemimpinan perempuan, kesetaraan upah, budaya inklusif, kebijakan anti pelecehan seksual, dan merek pro-perempuan. Dari kelima pilar tersebut, merek pro perempuan dan kepemimpinan perempuan menjadi dua pilar paling rendah pada 2022 dengan nilai masing-masing sebesar 50 dan 51 persen.
Budaya inklusif gender yang semakin masif menjadi pilar tertinggi (68%) dan kebijakan anti kekerasan seksual yang mulai diterapkan memiliki nilai 66%. Terakhir, kesetaraan upah antar gender juga sudah membaik dengan nilai 62%.
“Perubahan sifat pekerjaan akibat pandemi semakin menyoroti pentingnya menangani masalah kesetaraan gender dalam tenaga kerja,” kata Peter T. Grauer, Chairman of Bloomberg.
Global Equality Index (GEI) mencatat bahwa perusahaan yang fokus dalam menyediakan lingkungan kerja inklusif dan mendukung kebutuhan karyawan agar terus berkembang salah satunya didorong oleh keragaman gender yang semakin tinggi. Hal ini juga menjadikan perusahaan tersebut lebih kompetitif.
Area lain yang menjadi kunci dari riset ini adalah kebijakan ramah gender. Rata-rata, perusahaan yang mempekerjakan lebih banyak wanita memiliki strategi langsung untuk merekrut wanita (83%). Selain itu, 66% perusahaan juga melakukan tinjauan kompensasi berbasis gender global. Perusahaan-perusahaan ini juga lebih cenderung mengadopsi kebijakan ramah keluarga: misalnya, 75% perusahaan menawarkan ruang laktasi di tempat untuk ibu baru dan 59% dari mereka memberikan subsidi penitipan anak atau dukungan keuangan lainnya.
Kontributor: Mayang