Dampak Beruntun Berhentinya Ajang Sepak Bola Liga 1
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menghentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan BRI Liga 1. Penghentian kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia itu imbas dari tragedi yang menewaskan ratusan penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.
“Sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan hingga waktu yang tidak ditentukan,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pada Senin, 3 Oktober 2022, seperti dikutip dari bola.kompas.com.
Keputusan untuk menghentikan kompetisi tersebut berpotensi menyebabkan kerugian dan berdampak ke sejumlah klub dan pemain. Mulai dari masalah finansial, karena klub tidak mendapat pemasukan namun harus membayarkan gaji pemain dan ofisial.
Imbasnya, para pemain bisa kehilangan penghasilannya. Selain itu, penghentian kompetisi ini bisa menyebabkan penurunan kualitas fisik dan stamina para pemain. Mengutip transfermarkt, peserta Liga 1 terdiri 605 pemain dari 18 klub. Dari jumlah itu sebanyak 74 pemain atau 12,2% merupakan pemain asing.
Adapun, berhentinya BRI Liga 1 akibat tragedi Kanjuruhan ini juga akan berdampak pada sektor ekonomi. Pasalnya, proyeksi nilai ekonomi Liga 1 mencapai lebih dari Rp2,7 triliun. Apalagi, Liga 1 Indonesia baru saja memulai kembali setelah sebelumnya terhenti akibat pandemi Covid-19.
Kepala Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Mohamad Dian Revindo mengatakan, bergulirnya kembali kompetisi sepak bola itu berpotensi menciptakan nilai ekonomi yang besar dibandingkan dengan kompetisi sebelum pandemi.
“Bahkan bisa melebihi Rp2,7 triliun seperti sebelum masa pandemi. Hal ini dikarenakan antusiasme penonton dan fans yang tetap tinggi,” ujarnya seperti dikutip dari bri.co.id.
Dia menambahkan, mobilitas masyarakat yang berangsur normal dapat mendorong penonton datang ke stadion. Apalagi hal ini makin memperkuat bisnis hiburan TV dan saluran digital, serta pulihnya perekonomian.
Dari sisi ekonomi, produk akhir dari industri olahraga sepak bola ada dua, yaitu acara tontonan di stadion dan acara siaran pertandingan di televisi.
Untuk produk akhir berupa hiburan tontonan stadion, perputaran uangnya ada di industri sewa stadion, pembelian tiket, transportasi, dan biaya makan minum penonton, serta kostum, dan pernak-pernik (marchandise). Sementara untuk produk akhir yang berupa hiburan tontonan televisi, perputaran uang ada di industri penyiaran, dan iklan.