FWD Insurance Berikan Solusi Perlindungan Jiwa dan Penyakit Kritis

Dicky Christanto W.D
Oleh Dicky Christanto W.D - Tim Publikasi Katadata
26 Oktober 2022, 09:00

Situasi keamanan dan ekonomi global yang sedang tidak menentu tentu saja memberatkan bagi banyak orang. Belum lagi ditambah dengan kenyataan bahwa biaya perawatan kesehatan yang semakin tidak terjangkau dan semakin banyak anak muda yang menderita penyakit kritis (Ariane, Cut Putri, 2020 Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda. www.kemkes.go.id).

Menanggapi kondisi ini, FWD Insurance menawarkan solusi komprehensif bernama FWD Asuransi Jiwa dan Penyakit Kritis Plus, yang memberikan perlindungan jiwa dan proteksi terhadap tiga penyakit kritis dengan kesempatan pengembalian premi di akhir masa asuransi, jika memang penerima manfaat tetap dalam kondisi sehat. Semua itu dapat diperoleh dengan premi yang terjangkau.

Dengan produk asuransi ini, pemegang polis akan mendapatkan tiga manfaat sekaligus, yaitu manfaat jika meninggal dunia, terdiagnosa salah satu penyakit kritis, dan juga mendapatkan tambahan proteksi untuk keluarga terhadap penyakit infeksi, yaitu DBD, malaria, atau tipes (demam tifoid atau paratifoid).

Pemilihan plan yang fleksibel dan kesempatan pengembalian premi hingga 110% di akhir masa asuransi juga menjadi beberapa faktor yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemegang polis.

Produk FWD Insurance ini tentunya diharapkan mampu menjawab apa yang menjadi kegelisahan banyak orang yang sedang berusaha mencari perlindungan optimal bagi dirinya dan orang-orang yang dicintainya.

Sebagaimana diketahui, penyakit jantung koroner, kanker dan diabetes beserta komplikasinya telah lama dikenal sebagai tiga penyakit yang paling banyak diderita dan menjadi penyebab kematian tertinggi. (Ariane, Cut Putri, 2020, Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda. www.kemkes.go.id).

Bahkan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, terjadi pergeseran pola penyakit tidak menular di Indonesia. Jika dulunya penyakit ini sering terlihat dialami oleh kelompok usia lanjut, maka sekarang semakin sering terlihat diderita oleh kelompok usia produktif. (Ariane, Cut Putri, 2020 Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda. www.kemkes.go.id).

Belum selesai hingga disitu, ancaman selanjutnya adalah biaya perawatan. Memang betul bahwa layanan BPJS Kesehatan sudah tersedia, tapi nyatanya, sering kali tidak dapat sepenuhnya mencukupi biaya perawatan yang diperlukan.

Sebagai gambaran, pasien penyakit jantung koroner membutuhkan paling sedikit Rp 150 juta untuk tindakan pemasangan ring dan minimal Rp 175 juta untuk tindakan operasi bypass. Sementara itu, pasien kanker membutuhkan Rp250 juta bagi rawat inap, kemoterapi, dan obat. Pasien stroke membutuhkan Rp250 juta untuk rawat inap, operasi, dan biaya obat.

Bahkan, pasien DBD atau tipes, setidaknya membutuhkan Rp 12,5 juta untuk rawat inap. (Wahyuni, Hesti Retno,Realita Biaya Rumah Sakit yang Selangit, Duit Mana Duit?, 2022, www.finansialku.com)

Tingginya prevalensi penyakit kritis di Indonesia sebagian besar disumbang oleh gaya hidup yang salah. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas 2018) menemukan bahwa, 95,5 persen masyarakat kurang makan buah dan sayur.

Berkembangnya trend makanan modern yang semakin mengabaikan serat dan berbagai vitamin dalam sayur dan buah ditengarai berkontribusi pada perubahan gaya hidup masyarakat. (Ariane, Cut Putri, 2020, Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda, www.kemkes.go.id).

Riset yang sama juga mencatat 33,5 persen masyarakat kurang aktif secara fisik. Kesibukan bekerja dan berbagai agenda rutinitas lain telah membuat semakin banyak anggota masyarakat yang enggan berolahraga. Hal ini terutama biasa terlihat di berbagai kota besar.

Di urutan selanjutnya, tercatat bahwa 31 persen masyarakat menderita obesitas. Asupan yang tidak memperhatikan kandungan serat dan vitamin, ditambah keengganan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat lainnya telah berakibat pada obesitas yang semakin banyak diderita oleh anggota masyarakat.

Riskesdas 2018 juga mencatat bahwa 29,3 persen masyarakat produktif aktif merokok setiap hari. Aktivitas merokok yang sering diasosiasikan dengan berbagai macam penyakit ternyata telah menjadi salah satu pilihan aktivitas anggota masyarakat produktif. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai potensi risiko kesehatan yang besar.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki asuransi sebagai bentuk perlindungan diri dan keluarga atas risiko yang tidak diinginkan di masa depan. Info selengkapnya tentang produk, layanan, dan kemudahan pembelian online, kunjungi fwd.co.id

FWD Insurance berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Sumber
https://www.kemkes.go.id/article/view/20070400003/penyakit-tidak-menular-kini-ancam-usia-muda.html
https://www.finansialku.com/biaya-rumah-sakit/

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami