Konglomerat di Gurita Bisnis RANS Entertainment
Perusahaan milik pasangan artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, RANS Entertainment, akan menjadi perusahaan publik tahun ini. Dalam kanal YouTube Noice, Raffi menyebutkan sudah ada berbagai strategi yang disiapkan untuk mengembangkan usahanya hingga 2025. Bahkan, valuasi perusahaan digital creative tersebut ditaksir mencapai Rp 3 triliun.
Gurita bisnis RANS Entertainment ini dimiliki oleh sembilan pihak. Total 40.337 lembar saham yang dikeluarkan perseroan. Namun, hanya ada 39.953 lembar yang dipegang oleh sembilan pihak tersebut.
Pemegang saham terbanyak adalah pendiri RANS Entertainment, Raffi Ahmad, dengan total 31.350 lembar saham atau setara 78,4% total saham. Kedua, PT Indonesia Entertainment Group yakni perusahaan subholding dari Surya Citra Media (SCMA). Perusahaan ini memegang 3.646 lembar saham (9,13%).
Ketiga, ada Direktur Utama InJourney, yakni Dony Oskaria dengan kepemilikan 2.763 lembar saham (6.92%). Perusahaan ini adalah bagian dari holding BUMN pariwisata. Keempat, ada CEO SCMA, Vidio, dan Wakil Direktur Utama EMTEK, Sutanto Hartono. Lelaki ini memegang 576 lembar saham RANS (1,44%).
Kelima, istri Raffi Ahmad yakni Nagita Slavina memegang 499 lembar saham (1,25%). Keenam, putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dengan 345 lembar saham (1,15%). Ketujuh, kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RSUD Pasar Minggu, Hikmat Janika, sebanyak 345 lembar (0,86%).
Pemegang saham kedelapan adalah PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi, anak usaha dari Bali United dengan porsi 307 lembar (0,77%). Terakhir, ada nama Presiden RANS Nusantara FC Roofi Ardianto Koesuma dengan enam lembar saham (0,02%).
Dengan ekosistem digital entertainment yang dimiliki perusahaan ini, analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menyatakan IPO RANS akan menarik minat investor. Hal ini diperkuat dengan adanya rekan strategis RANS yang kompeten di bidangnya, seperti Elang Mahkota Teknologi (EMTK)
“Namun memang untuk IPO harus melihat momentum yang tepat, karena saat ini sentimen terhadap sektor teknologi digital sedang kurang baik,” ujarnya.