INFOGRAFIK: Tren Kenaikan Biaya Pendidikan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pendidikan menjadi salah satu penyumbang inflasi pada Juli 2025. Diperkirakan, biaya sekolah masih akan mendorong inflasi hingga September. 

“Komponen yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah biaya SD, SMP, SMA, bimbingan belajar, dan taman kanak-kanak," kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini pada 1 Agustus 2025. 

Dari tahun ke tahun, BPS mencatat biaya pendidikan yang dikeluarkan setiap peserta didik memang menunjukkan tren kenaikan. Biaya pendidikan ini merupakan akumulasi uang pendaftaran, uang saku, uang transportasi , dan biaya operasional seperti SPP/ UKT, baju sekolah dan perlengkapannya,buku pelajaran, alat tulis, serta biaya lain yang dikeluarkan oleh peserta didik.

Antara 2015 sampai 2024, pengeluaran pendidikan jenjang sekolah dasar naik paling signifikan dengan besaran 467%. Rata-rata pengeluaran untuk biaya pendidikan pada jenjang ini pada 2024 menjadi Rp4,56 juta per tahun.

Pengeluaran pendidikan jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) masing-masing naik 438% dan 401%. Rata-rata pengeluaran untuk SMP pada 2024 adalah Rp7,34 juta per tahun. Sementara, rata-rata pengeluaran untuk biaya pendidikan SMA pada 2024 adalah Rp10,19 juta per tahun.

Pengeluaran masyarakat untuk biaya pendidikan tinggi memiliki pertumbuhan paling lambat dibanding jenjang lainnya. Dari 2015 ke 2024, rata-rata pengeluaran masyarakat untuk perguruan tinggi naik 282% dalam sepuluh tahun terakhir. Kini rata-rata besarannya adalah Rp19,01 juta per tahun.

Pengeluaran masyarakat untuk jenjang SD - SMA lebih banyak disumbang komponen uang saku dan transportasi dengan porsi 74,4% dari pengeluaran untuk pendidikan secara tahunan. 

Porsi pengeluaran untuk uang saku dan transportasi cenderung lebih kecil di jenjang perguruan tinggi dengan 53,4% secara tahunan. Di sisi lain, salah satu komponen lainnya yang punya porsi besar pada jenjang perguruan tinggi adalah uang pendaftaran dan UKT yang punya porsi 38,5% dari pengeluaran tahunan masyarakat untuk pendidikan.