Menanti 200 BUMN Efisien dan Berstandar Internasional
Pemerintah tengah menyiapkan langkah besar dalam reformasi ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Presiden Prabowo Subianto berencana memangkas jumlah entitas BUMN yang kini mencapai lebih dari 1.000 perusahaan, termasuk anak dan cucu usaha, menjadi hanya 200-240 perusahaan yang efisien dan berstandar internasional.
Saat ini, sebagian besar kinerja dan keuntungan BUMN masih bertumpu pada segelintir perusahaan besar. Sepuluh BUMN teratas menyumbang dividen hingga Rp84,4 triliun per November 2024, namun jumlah itu hanya 2,7% dari total pendapatan seluruh BUMN yang mencapai Rp3.128 triliun.
Pada tahun yang sama, 10 BUMN tersebut membukukan laba bersih Rp283,6 triliun, atau 93,3% dari total laba bersih seluruh BUMN pada 2024, yaitu Rp304 triliun.
Berikut daftar 10 BUMN dengan kontribusi dividen dan laba bersih terbesar pada 2024:
| Nama BUMN | *Dividen | Laba Bersih |
| BRI | Rp25,7 triliun | Rp60,6 triliun |
| Bank Mandiri | Rp17,1 triliun | Rp55,8 triliun |
| MIIND ID | Rp11,2 triliun | Rp40,2 triliun |
| Pertamina | Rp9,3 triliun | Rp49,5 triliun |
| Telkom Indonesia | Rp9,2 triliun | Rp23,7 triliun |
| BNI | Rp6,2 triliun | Rp21,5 triliun |
| PLN | Rp3 triliun | Rp17,8 triliun |
| Pupuk Indonesia | Rp1,2 triliun | Rp8,9 triliun |
| Pelindo | Rp1 triliun | Rp2,6 triliun |
| BTN | Rp0,5 triliun | Rp3 triliun |
| Total | Rp84,4 triliun | Rp283,6 triliun |
*Per November 2024
Data tersebut menunjukkan ketimpangan yang cukup besar. Sebagian kecil BUMN sudah mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional, sementara sebagian besar lainnya masih berjuang memperbaiki kinerja agar tidak menjadi beban keuangan negara.
Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dony Oskaria, pada Agustus lalu menyampaikan bahwa sekitar 52% dari 1.046 BUMN tercatat merugi dengan total kerugian mencapai Rp50 triliun per tahun.
Presiden Prabowo menilai kondisi ini harus segera diperbaiki. Saat menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025 pada 15 Oktober 2025, ia menegaskan pentingnya pemimpin muda Indonesia memahami bisnis dan ekonomi agar kebijakan negara lebih rasional dan berbasis data.
Rasionalisasi BUMN diharapkan dapat menjadi langkah penyegaran bagi ekosistem ekonomi nasional. Dengan tata kelola yang lebih ramping, transparan, dan profesional, BUMN diharapkan dapat tumbuh layaknya kebun produktif. Lebih sedikit pohon, tetapi menghasilkan buah yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
