Perkuat Sistem Vokasi, 500 Ribu Pekerja Terampil Akan Dikirim ke Pasar Global
Pemerintah menyiapkan pengiriman 500 ribu pekerja migran Indonesia ke pasar global mulai 2026. Langkah ini menjadi strategi cepat Presiden Prabowo Subianto untuk memanfaatkan bonus demografi.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, menyampaikan bahwa tiga negara menjadi tujuan utama: Jepang, Jerman, dan Turki. Turki membuka peluang 30 ribu pekerja, sementara Jerman membutuhkan hingga 400 ribu tenaga asing.
Pemerintah akan merekrut 300 ribu lulusan SMK dan 200 ribu pekerja dari masyarakat umum. Selain itu, siswa SMK yang masih menempuh pendidikan juga dapat mengikuti jalur persiapan jika mengikuti program peningkatan kompetensi.
Untuk memastikan kesiapan tenaga kerja, pemerintah menggelontorkan Rp 8 triliun guna pelatihan berskala besar, mulai dari penguasaan bahasa asing, keterampilan teknis, hingga kesiapan bekerja dalam sektor-sektor seperti welder, caregiver, dan hospitality.
Pemerintah juga menggandeng sekolah-sekolah vokasi, Poltekkes, dan berbagai lembaga pendidikan lainnya untuk memperkuat suplai tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan negara tujuan.
Menteri Koordinator PMK, Pratikno, menegaskan bahwa negara-negara tujuan saat ini menghadapi aging society, sementara Indonesia memiliki surplus tenaga muda. Situasi ini menciptakan peluang besar bagi tenaga kerja Indonesia untuk masuk ke pasar global, sekal sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Proses pendaftaran dilakukan melalui laman resmi Siskop2MI di mana calon pekerja dapat memilih negara dan jenis pekerjaan yang diminati. Setelah mendaftar, mereka akan dipanggil mengikuti pelatihan yang mencakup penguasaan bahasa asing dan penguatan kemampuan bekerja sebelum akhirnya diberangkatkan.
