7 Pahlawan Revolusi Korban G30S Ini Ditemukan dalam Lubang Buaya

Image title
30 September 2022, 05:41
Ilustrasi, Monumen Pahlawan Revolusi yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan 7 Pahlawan Revolusi korban G30S PKI
kominfosandi.kamparkab.go.id
Ilustrasi, Monumen Pahlawan Revolusi yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan 7 Pahlawan Revolusi korban G30S PKI

Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi pemberontakan, salah satunya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Peristiwa naas tersebut menelan banyak korban, tak terkecuali tujuh jenderal dan kapten yang kini dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.

Untuk mengenang jasa mereka, pemerintah mendirikan Monumen Pahlawan Revolusi yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi sekaligus sebagai tanda hormat atas pengorbanan yang telah mereka lakukan.

Para Pahlawan Revolusi juga diberi gelar anumerta, yaitu penghargaan yang diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata/PNS yang dianggap berjasa kepada negara sesudah orangnya meninggal.

Selengkapnya, berikut profil 7 Pahlawan Revolusi korban G30S PKI sebagaimana dirangkum dari buku Ensiklopedi Pahlawan Nasional (1995).

1. Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani termasuk Pahlawan Revolusi korban G30S PKI. Ia lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922. Saat masa pendudukan Jepang, ia mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan pendidikan tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Achmad Yani diangkat sebagai Komandan TKR Purwokerto. Kemudian di tahun 1948, ia turut serta dalam operasi penumpasan pemberontakan PKI Muso di Madiun.

Sesudah itu, Achmad Yani diangkat menjadi Komandan Wehrkreise II saat Agresi Militer Belanda II. Dalam pimpinannya, ia membentuk pasukan istimewa yang disebut Banteng Raiders selama melaksanakan operasi pemberantasan DI/TII di Jawa Tengah.

Karir Achmad Yani terus meningkat. Ia diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus pada 1958 di Padang, Sumatera Utara. Kemudian di tahun 1962, ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Saat pemberontakan G30S PKI terjadi pada 1 Oktober 1965, Achmad Yani diculik oleh PKI kemudian dibunuh. Jasadnya ditemukan di daerah Lubang Buaya. Kini, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

2. Letjen TNI Anumerta R. Suprapto

Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir pada 20 Juni 1920 di Purwokerto. Ia memulai pendidikan di Akademi Militer Kerajaan di Bandung, tetapi sempat berhenti karena kedatangan tentara Jepang di Indonesia.

Selama masa penjajahan Jepang, Suprapto mengikuti kursus di Pusat Latihan Pemuda, kemudian bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat. Setelah Indonesia merdeka, Suprapto aktif merebut senjata Pasukan Jepang di Cilacap. Ia bergabung dengan TKR di Purwokerto dan turut berperang dalam Pertempuran Ambarawa sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.

Saat dinas kemiliteran, Suprapto pernah menjabat sebagai Kepala Staf Tentara. , Teritorium IV Diponegoro di Semarang, Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera di Medan, dan Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat Jakarta. Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Suprapto diculik dan dibunuh.

Jasad Suprapto ditemukan di daerah Lubang Buaya. Ia menjadi salah satu Pahlawan Revolusi korban G30S PKI yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

3. Letjen Anumerta M.T. Haryono

Letjen Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya para 20 Januari 1924. Ia menjalani pendidikan di Ika Dai Gaku (Sekolah Kedokteran) pada masa penjajahan Jepang. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Haryono bergabung dalam TKR sebagai Mayor. Ia pandai berbahasa Belanda sehingga turut terlibat dalam perundingan antara Indonesia dan Belanda atau Inggris.

Haryono juga pernah menjabat sebagai sekretaris delegasi RI dan Sekretaris Dewan Pertahanan Negara. Selanjutnya, ia diangkat menjadi Wakil Tetap di Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata.

Saat Konferensi Meja Bundar (KMB), Haryono bertugas sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia, kemudian diangkat menjadi Atase Militer RI untuk Belanda pada tahun 1950. Kemudian di tahun 1964, Haryono menjadi Direktur Intendans dan Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Akibat pemberontakan G30S PKI, Haryono dibunuh dan jasadnya dibuang di daerah Lubang Buaya. Ia dimakamkan di Pahlawan Revolusi korban G30S PKI di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta dan dikenang sebagai Pahlawan Revolusi korban G30S PKI.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...