Ciri-ciri Awan Stratus, Jenis dan Proses Pembentukannya Lengkap
Awan adalah kumpulan partikel air berupa tetes air atau kristal es yang tampak di atmosfer. Partikel air ini berasal dari perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun atau disebut juga dengan kondensasi.
Keberadaan awan membawan pengaruh besar bagi cuaca di sebuah kawasan. Awan dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya awan stratus.
Dikutip dari laman Zenius.com, awan stratus adalah awan yang muncul di lapisan terendah langit. Bentuknya kadang bisa sangat abstrak, tetapi lebih sering berupa lembaran bertumpuk. Nama 'stratus' yang disematkan berasal dari kata 'strata' yang berarti lapisan.
Ciri-ciri Awan Stratus
Awan ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari permukaan laut. Jika berkunjung ke pegunungan, awan ini bisa sangat rendah sehingga disebut dengan istilah kabut.
Meski terlihat seperti ciri-ciri awan ringan, awan stratus dapat menyebabkan cuaca buruk. Pada daerah yang lebih dingin, gerimis akan turun dalam bentuk salju ringan. Berikut ciri-ciri awan stratus.
- Terletak di atmosfer dengan ketinggian kurang lebih 2 km dari permukaan laut
- Berwarna abu-abu atau putih kelabu
- Memiliki tekstur lembut dan seringkali menutup sebagian permukaan langit
- Bentuknya serupa anyaman dan lembaran berlapis-lapis yang gak beraturan
- Dapat berkombinasi dengan awan lain dan menciptakan awan jenis baru seperti Nimbostratus, Altostratus, dan sebagainya.
Jenis-jenis Awan Stratus
Awan stratus dapat bergabung dengan jenis lain, sehingga membentuk awan yang berbeda. Selain tampilannya, kombinasi ini juga dapat menimbulkan fenomena alam yang bervariasi pula.
Awan Nimbostratus
Awan Nimbostratus adalah jenis awan tingkat rendah, terjadi di bawah 6.000 kaki atau sekitar 2 km. Awan jenis ini mirip dengan awan stratus pada umumnya, kecuali sifatnya yang secara aktif menghasilkan presipitasi dan berbentuk lebih acak dari awan stratus pada umumnya.
Jenis awan ini termasuk awan front hangat. Sebab, terjadi akibat udara hangat dan lembap secara bertahap menggantikan udara yang lebih dingin di permukaan.
Sebab, awan jenis ini terbentuk dalam kondisi yang gak mendukung perkembangan vertikal. Awan nimbostratus tidak pernah menghasilkan hujan lebat atau badai petir, tetapi memiliki curah hujan awet.
Awan Altostratus
Awan altostratus memiliki sifat tembus cahaya matahari. Awan jenis ini terbentuk dari tambalan besar udara yang terangkat dan terkondensasi, karena suhu dingin di ketinggian yang lebih tinggi.
Komposisi awan altostratus terdiri dari kristal es. Kandungan awan ini dapat membahayakan pesawat yang lewat.
Adapun awan altostratus undulatus merupakan awan altostratus yang memiliki undulasi atau gelombang. Karenanya, awan ini sering disebut awan berombak atau gelombang.
Awan Cirrostratus
Awan jenis ini merupakan gabungan awan cirrus dan stratus. Berbentuk selembar awan tipis yang terbuat dari kristal es. Awan cirrostratus cenderung berada pada ketinggian yang lebih tinggi daripada awan stratus biasa.
Karena komposisi dan letaknya, awan cirrostratus bersifat tembus cahaya bulan maupun matahari. Pembiasan cahaya akibat kristal es di dalamnya menyebabkan awan cirrostratus acap menciptakan efek halo (cahaya melingkar) di sekitar bulan atau matahari jika dilihat dari bumi.
Awan Stratokumulus
Awan ini membawa presipitasi ringan, seringkali gerimis, dan ditemukan pada ketinggian yang sama dengan awan nimbostratus. Sedikit berbeda degan bentuk awan stratus pada umumnya yang berlembar, awan stratokumulus agak mengembang.
Hal ini dipengaruhi oleh sifat kumulusnya, tetapi lebih gelap dari awan kumulus biasa. Umumnya, awan stratokumulus tidak membawa banyak cuaca dan lebih sering digunakan untuk memprediksi cuaca.
Dampak Awan Stratus
Sepert penjelasan di atas, awas stratus membawa butir-butir air. Jika awan jenis ini berkumpul, biasanya huujan ringan akan turun.
Bahkan pada wilayah yang lebih dingin, salju mungkin akan turun dari awan stratus. Kombinasi awan stratus juga dapat menyebabkan gangguan penerbangan.
Lapisan yang terhampar dan tebal dapat memengaruhi jarak pandang pilot bahkan goncangan pesawat. Selain itu, gangguan radio juga bisa terjadi akibat lapisan awan stratus yang terlalu tebal.
Dilansir Climate Policy Watcher, awan ini juga dapat menjebak cahaya inframerah dari permukaan bumi yang menyebabkan efek rumah kaca.
Proses Terbentuknya Awan Stratus
Awan stratus terbentuk ketika atmosfer cenderung tenang dan stabil. Prosesnya diawali ketika angin sepoi-sepoi menaikkan udara sejuk dari permukaan daratan atau lautan yang lebih dingin.
Lalu, bertemu dengan udara yang lebih hangat. Pada lapisan kedua lembaran awan bertemu, udara dingin akan memengaruhi yang lebih hangat. Akibatnya, terjadi proses pengembunan dan membentuk awan stratus. Tahapan ini terjadi dan meluas sebagaimana lapisan yang tumpang tindih antara lembaran udara.
Awan stratus sejatinya merupakan kabut yang terangkat. Ketebalannya bervariasi dan terkadang cukup buram, sehingga bisa menggelapkan hari. Hasilnya, mendung akan terjadi karena hanya ada sedikit cahaya yang melewatinya.