Berawal dari Kegelisahan, JALA Tech Beri Cuan Gede Bagi Penambak Udang

Intan Nirmala Sari
8 Maret 2022, 17:35
JALA Tech, Budidaya Tambak Udang
JALA Tech

Berawal dari kegelisahan investor tambak udang yang ingin memantau bisnisnya dari jarak jauh, JALA Tech hadir memberikan solusi bagi investor dan penambak. Tak hanya itu, bisnis tambak udang menggunakan keandalan teknologi tersebut, digadang-gadang mampu memberikan cuan 30 % hingga 50 % setiap siklus panen.

Aryo Wiryawan, Co-Founder sekaligus Chairman JALA Tech semula memiliki bisnis tambak udang. Pada 2014 dia bersama rekannya berinisiatif untuk membuat sistem monitor tambak udang jarak jauh. Maklum, aktivitas monitoring tersebut cukup menguras tenaga lantaran Aryo tinggal di Yogyakarta, sementara tambak berada di Pekalongan.

Berangkat dari masalah tersebut, akhirnya Aryo mulai mencari rekanan di bidang elektro untuk membuat berbagai riset terkait beragam upaya budidaya tambak udang. Bahkan, risetnya bersama tim sempat memenangkan perlombaan. Dari sana Aryo dan tim mulai berinisiatif mengembangkan teknologi hasil risetnya untuk memudahkan para penambak udang Tanah Air.

CEO JALA Tech Liris Maduningtyas mengatakan, pada 2016 dirinya bergabung dalam lingkar perusahaan riset yang dipimpin Aryo tersebut. Usai melakukan berbagai survei di berbagai tambak udang, kemudian lahirlah JALA Tech untuk membantu penambak di Indonesia.

JALA Tech merupakan aplikasi manajemen budidaya tambak udang yang mampu membantu penambak memperoleh hasil budidaya secara maksimal. Penambak cukup memasukkan data-data pakan, kualitas air, data-data kematian, treatment atau perawatan tambak ke aplikasi.

Dengan mesin pintar JALA Tech, aplikasi akan mencatatkan perkembangan budidaya dan kondisi keuangan penambak. Selain itu, aplikasi akan memberikan prediksi waktu yang tepat untuk panen, berapa banyak potensi panen, pertumbuhan produksi, kebutuhan konsumsi pakan, hingga potensi keuntungan.

Di sisi lain, lewat aplikasi JALA Tech investor tambak udang di luar kota bisa memantau kondisi tambaknya dari jauh secara real time. Hal itu didukung internet of things alias IOT yang mendukung aplikasi melakukan pencatatan lebih mudah dan otomatis.  

Fun fact, 40 % ekspor  Indonesia itu, udang. Industrinya unik dan beda sendiri. Cuannya gede dan berdampak juga ke petambak kecil, menengah dan besar,” kata Liris dalam live Instagram Start-edgy yang dilaksanakan Katadata.co.id bersama Endeavor Scaleup Growth Program, Jumat (4/3).

Melansir Databoks, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan volume ekspor hasil perikanan mencapai 1,26 miliar kilogram (kg) dengan nilai US$ 5,2 miliar pada 2020. Di mana, udang menjadi komoditas ekspor paling besar dengan volume 239,28 juta kilogram atau setara US$ 2,04 miliar.

Volume ekspor udang 2020, tercatat naik 28,96 % dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang hanya 207,7 juta kg. Udang juga memberikan kontribusi terhadap total volume ekspor hasil perikanan sebesar 18,95 % pada 2020.

Tambak Udang JALA Tech
Tambak Udang JALA Tech (JALA Tech)

Tingginya aktivitas ekspor tersebut, menjadi potensi investasi menarik untuk dilirik. Liris mengatakan, cuan dari budidaya tambak udang berkisar 30 % hingga 40 % dalam sekali siklus panen. Di mana, untuk sekali siklus panen membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...