Prinsip Berkelanjutan, Kunci Industri Makanan dan Minuman

Sebagai industri yang menghasilkan kebutuhan pokok masyarakat, implementasi prinsip berkelanjutan menjadi mutlak dilakukan.
Fitria Nurhayati
28 Februari 2023, 19:54
Prinsip Berkelanjutan, Kunci Industri Makanan dan Minuman
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/AWW.

Implementasi bisnis berkelanjutan penting diterapkan pada industri makanan dan minuman atau food and beverages (F&B). Prinsip berkelanjutan yang mencakup sisi ekonomi, sosial, dan lingkungan ini perlu diterapkan karena kedekatannya pada kebutuhan dasar masyarakat. 

Berdasarkan survei Katadata Insight Center mengenai Persepsi Konsumen terhadap Produk Berkelanjutan, dari 3.631 responden, 60,5 persennya mengatakan mereka ingin membeli produk ramah lingkungan mulai dari bahan baku, produksi, sampai kemasan. Dan produk makanan menempati posisi teratas sebagai produk ramah lingkungan yang ingin dibeli.

Advertisement

Responden survei KIC pun bersedia membeli produk yang dibuat oleh merek atau perusahaan yang diyakini memiliki gerakan cinta lingkungan dan kesehatan. Pernyataan ini mendapat skor 7,61 dari skala 10.

“Ini justifikasi kalau F&B itu penting menjadi industri yang sustainable,” ucap Board Member of Sustainability Platforms Fitrian Ardiansyah pada Katadata (13/1).

Menurut Fitrian, penting untuk melihat bagaimana Life Cycle Analysis industri F&B. Sebab penerapan praktik berkelanjutan dalam industri ini tidak hanya dibatasi pada proses produksi, melainkan keseluruhan aspek dari hulu sampai ke hilir, dari bahan baku sampai pengemasan.

Di hulu, ini berkaitan dengan bahan baku yang digunakan. Sumbernya dari banyak sektor, seperti perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Fitrian mencontohkan, perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan global, sebab tekanan pasar luar negeri, akan menggunakan bahan baku yang menerapkan NDPE (No Deforestation, No Peat, and No Exploitation).

Di tingkat lokal, lanjutnya, beberapa perusahaan seperti Pipiltin, Krakakoa, Javara, tidak hanya membeli bahan baku dari lahan berkelanjutan, tapi juga berkontribusi balik pada petani dengan memberikan pelatihan bertani secara berkelanjutan.

“Jadi bukan hanya dominasi transaksi finansial, tapi juga transaksi sosial. Dengan begini, model-model  bisnis lestari bisa dijalankan. Saat-saat pandemi, model bisnis yang punya impact seperti ini bertahan,” ucapnya.

 

Proses bisnis kedua yang perlu menerapkan sustainability adalah lini produksi. Proses industri ini melibatkan air dan listrik. Perlu upaya untuk mengurangi dan efisiensi pada keduanya. Termasuk mengurangi penggunaan batu bara menjadi energi terbarukan, seperti penggunaan biomassa dan panel surya.

Untuk penanganan limbah, kemasan menjadi isu besar dalam industri makanan dan minuman, baik di Indonesia maupun dunia. Berdasarkan Brand Audit Report organisasi nirlaba Break Free from Plastic, industri makanan dan minuman masuk dalam lima besar korporasi penghasil limbah kemasan terbanyak.

Menurut Fitrian, seharusnya korporasi turut bertanggung jawab dalam pengolahan limbah kemasan ini. Contohnya, perusahaan membuat pos-pos pengumpulan limbah kemasan untuk didaur ulang. Atau perusahaan berinovasi memberikan potongan harga bagi pembeli yang membawa kemasan produk bekas pakainya.

“Sebagian profit perusahaan mestinya ada untuk pengolahan limbah. Dengan begini, ekonomi sirkular bisa diwujudkan,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement