Dua Direktur Krakatau Steel Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Korupsi

Image title
19 Mei 2022, 08:07
Krakatau Steel
PT. Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja Cold Rolled Coil (CRC) yang merupakan rekor produksi terbanyak sepanjang sejarah pabrik Cold Rolling Mill (CRM) berdiri yaitu sebanyak 81.342 ton di penutupan produksi CRC pada 31 Oktober 2021.

Tim Penyidik Kejaksaan Agung memeriksa dua direktur PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk dimintai keterangan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan blast furnace (BFC), pada Selasa (17/5) dan Rabu (18/5) kemarin.

Kedua direktur antara lain, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pengembangan Usaha berinisial AF dan Direktur Logistik dan Pengembangan Usaha dengan inisial QR. 

Advertisement

Sebagai Direktur Logistik dan Pengembangan Usaha pada periode April 2015 sampai April 2019, QR diperiksa terkait penandatanganan kontrak dengan PT Krakatau Perbengkelan dan Perawatan (KPDP) pada 30 September 2016.

Ruang lingkup pekerjaan dari kontrak tersebut yaitu, pekerjaan jasa perawatan pada fasilitas BFC dengan nilai kontrak lebih dari Rp 1,79 miliar per bulan selama tiga tahun.

Keterikatan kontrak terjadi saat pekerjaan masih berlangsung dan belum adanya final acceptance atau serah terima pekerjaan dari pihak konsorsium, yaitu Capital Engineering and Research Incorporation (MCC-CERI) dan PT Krakatau Engineering kepada PT Krakatau Steel.

Berdasarkan keterangakn saksi, diperoleh informasi bahwa pekerjaan yang dilakukan PT KPDP merupakan pekerjaan remaining work atau pekerjaan tersisa yang masih merupakan tanggung jabaw PT Krakatau Engineering.

“Hal ini dilakukan karena adanya permintaan dari Project Director Blast Furnace atas nama saudara Hernanto,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana pada Kamis (19/5).

Sementara itu, Direktur SDM dan Pengembangan PT Krakatau Steel diperiksa terkait alokasi permintaan SDM oleh Direktur Operasi I dan II PT Krakatau Engineering untuk ditempatkan di proyek BFC. Kemudian pada rapat direksi, dia juga diketahui mengusulkan permintaan bridging loan sebesar Rp 9,18 miliar.

Pada jabatan tersebut permintaan SDM dialokasikan oleh Direktur Operasi I dan II PT Krakatau Engineering untuk ditempatkan di proyek BFC. "Ini diusulkan pada rapat direksi dan disetujui oleh Direktur Utama PT Krakatau Engineering untuk dilakukan permintaan dana bridging loan pertama sekali kepada PT Krakatau Steel,” jelas Ketut.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement