Potensi Cloud Besar, RI Dinilai Butuh Pusat Inovasi dan Ahli Digital

Fahmi Ahmad Burhan
27 Agustus 2021, 10:57
Cloud, Data Center, Teknologi
DCI
Ilustrasi pusat data (data center)

Indonesia dinilai mempunyai potensi pertumbuhan bisnis komputasi awan (cloud) yang besar, hingga berpeluang menjadi hub pusat data di Asia. Namun, Tanah Air dinilai membutuhkan pusat inovasi dan ketersediaan talenta digital untuk memaksimalkan potensi tersebut.

Country Managing Director Accenture Indonesia Kher Tean Chen mengatakan, Indonesia mempunyai potensi pertumbuhan layanan cloud seiring dengan banyaknya jumlah unicorn. Sejumlah unicorn yang ada di Indonesia antara lain, Traveloka, Bukalapak, OVO, J&T Express, dan Online Pajak, Selain itu, terdapat decacorn Gojek yang melebur dengan Tokopedia menjadi GoTo.

Advertisement

Indonesia juga mempunyai populasi pengguna layanan digital yang besar. Tercatat, jumlah pengguna internet di Indonesia terus bertambah menjadi hampir 200 juta.

"Pasar cloud Indonesia dibandingkan dengan negara lain di wilayah Asia Tenggara itu terhitung besar. Indonesia memiliki unicorn paling banyak. Mereka mengkonsumsi data penggunaan dengan sangat banyak," ujar Kher Tean dalam konferensi pers virtual pada Kamis (26/8).

Berdasarkan laporan berjudul The Future of Cloud in Asia Pacific dari Cisco dan BCG, pengeluaran infrastruktur informasi dan teknologi (IT), serta public cloud Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.

Pertumbuhan majemuk tahunan alias compound annual growth rate (CAGR) pengeluaran perusahaan di Indonesia untuk IT 13% selama 2020 - 2024. Sedangkan di Malaysia 10% dan Singapura 8%.

Sedangkan CAGR pengeluaran layanan public cloud di Indonesia 25%. Lebih tinggi dibandingkan Malaysia 23% dan Singapura 20%.

Namun, pengembangan cloud di Indonesia masih menemui kendala. Nutanix Enterprise Cloud Index (ECI) 2020 menunjukkan bahwa 20% bisnis di Indonesia enggan mengadopsi cloud.

"Ini karena, untuk pindah ke cloud itu tidak instant," kata Cloud Intelligence Engineering Associate Director, Tanjung Puranto.


Menurutnya, banyak perusahaan di Indonesia yang terkendala dalam mengadopsi cloud karena tidak punya keandalan dan informasi yang cukup. "Kalaupun ada yang ingin pindah ke cloud, mereka tidak tahu bagaimana tahap berikutnya," ujar Tanjung.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement