Cerita Startup ESB Raup Peluang Besar di Pasar Kuliner Indonesia
Perusahaan rintisan atau startup software as a service (SaaS) ESB berupaya mengatasi masalah integrasi sistem bisnis kuliner. Upaya itu dilakukan seiring dengan besarnya pasar kuliner di Indonesia.
Pendiri dan CEO ESB Gunawan Woen mengawali usaha dari kecintaannya terhadap dunia kuliner. Ia sempat mempunyai cita-cita menjadi koki andal sejak kecil.
Namun, cita-cita itu redup, hingga akhirnya ia lebih memilih berkarir lama menjadi ahli keuangan, akuntansi, dan perpajakan. Pada 2016, ia kemudian mendirikan ESB yang awalnya sebagai solusi perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP).
Pada 2018, ESB diminta untuk membantu menyelesaikan permasalahan di salah satu merek restoran besar di Indonesia. Ini menjadi titik penting ESB mengusung konsep software berbasiskan komunitas untuk pasar restoran.
Ia juga mendirikan ESB untuk mengatasi rumitnya permasalahan integrasi sistem pada bisnis kuliner.
"Selama saya jadi konsultan, satu hal yang saya temukan di bisnis FnB (food and beverage) adalah kesulitan integrasi software. Ada yang menggunakan software point of sales (PoS), ada ERP, ada untuk pembayaran, hingga human resource (sumber daya manusia)," katanya di Instagram live StartEdgy Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.
Perusahaan kuliner kerap kali kesulitan dalam mengatur antara satu software ke software lain. "Sektor FnB ini tidak punya software khusus, padahal masalah-masalah FnB spesifik. Ini juga semua terjadi di setiap negara," ujarnya.
Selain itu, Gunawan mendirikan ESB karena potensi bisnis kuliner yang besar. Di Indonesia, konsumsi rumah tangga merupakan kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih rinci, konsumsi terbesar masyarakat yakni makanan dan minuman, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:
Seiring dengan data tersebut, subsektor kuliner pun berkontribusi paling besar terhadap produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:
ESB merupakan startup SaaS yang menyediakan software sistem operasional bisnis kuliner secara all-in-one. ESB menghubungkan front-end, back-end, konsumen, dan mitra rantai pasokan untuk usaha kuliner.
Solusi software yang ditawarkan ESB antara lain ESB Order, ESB Goods, POS Lite, hingga Dashboard. Merchant yang memanfaatkan software ESB Goods bisa membuat pengadaan bahan baku untuk bisnisnya.
Hingga awal tahun ini, ESB telah menggaet 4.000 merchant di Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Bali, hingga Solo. ESB telah mencatatkan transaksi lebih dari Rp 5 triliun.
Startup ini telah meraih pendanaan Seri A+ senilai US$ 7,6 juta atau Rp 110 miliar pada tahun lalu. Pendanaan ini dipimpin oleh Alpha JWC Ventures. Investor lain, BEENEXT, Vulcan Capital, AC Ventures, dan Skystar Capital juga berpartisipasi dalam pendanaan tersebut.
ESB juga masuk dalam Scale Up Growth Program Batch 2. Program dari Endeavor ini bertujuan mendukung startup skala lanjut untuk mengakselerasi bisnisnya.
Entrepreneurs Selection and Growth Endeavor Indonesia Hutami Mahardima mengatakan, Endeavor memilih ESB karena mempunyai keunikan tersendiri. "ESB mempunyai program end to end mulai dari pembayaran hingga PoS. Ini bisa menggaet ekosistem yang luas," katanya.