Dampak Merger Telkomsel dan Indihome bagi Pelanggan dan Korporasi
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) dan Telkomsel menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. Bagaimana dampaknya terhadap pelanggan?
"Telkomsel maupun Indihome merupakan dua entitas bisnis Telkom Group yang telah memiliki posisi yang kuat sebagai market leader (pemimpin pasar) dalam penyediaan layanan komunikasi dan layanan digital di Indonesia," kata Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono dalam keterangan kepada Katadata.co.id, Senin (10/4).
Saki menjelaskan, IndiHome dan Telkomsel yang berada di bawah naungan Telkom Group akan memberikan beberapa dampak bagi perusahaan, yakni:
1. Memudahkan proses integrasi guna menghadirkan inovasi yang lebih luas,
2. Memperkuat struktur bisnis,
3. Meningkatkan potensi efisiensi dalam pengembangan konvergensi layanan fixed dan mobile broadband,
4. Lebih adaptif dalam dinamika perubahan teknologi dan industri,
5. Mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan, serta mewujudkan inklusi digital dan akselerasi roda perekonomian, khususnya ekonomi digital di Indonesia,
6. Mendukung produktivitas masyarakat di berbagai sektor.
Sementara bagi pelanggan, integrasi layanan fixed dan mobile broadband dalam satu anak usaha Telkom Group memungkinkan pengguna dapat menikmati layanan keduanya dengan mudah, praktis, cepat, serta skema paket produk yang semakin customer centric.
Menurut Saki, perusahaan juga berharap integrasi layanan IndiHome ke Telkomsel memberikan beberapa dampak bagi pelanggan, antara lain :
1. Dapat menyediakan cakupan broadband yang lebih luas untuk masyarakat
2. Adanya simplikasi penawaran solusi layanan yang end-to-end dalam satu operator,
3. Memperluas inklusi digital yang dapat mendukung peningkatan aktivitas sosial dan ekonomi digital,
4. Skema paket produk yang bernilai tambah,
5. Menghadirkan layanan 'Unbreakable WiFi' melalui konvergensi layanan fixed dan mobile broadband yang seamless, baik untuk akses di rumah maupun saat di luar rumah.
Selama masa transisi, nantinya pelanggan tidak perlu melakukan pendaftaran ulang dan layanan IndiHome pelanggan akan otomatis (secara seamless) dialihkan menjadi di bawah pengelolaan operasional Telkomsel.
"Seluruh layanan yang saat ini didapatkan pelanggan akan berjalan seperti biasa dan saat ini masih dalam pengelolaan IndiHome," katanya. "Termasuk alat yang telah dipasang, tidak perlu diganti dengan alat baru."
Lebih lanjut, Saki mengatakan, jika ada perubahan di kemudian hari, maka perusahaan akan senantiasa berkomunikasi langsung dengan pelanggan. Ini termasuk meminta feedback (umpan balik) pelanggan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan IndiHome.
Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, setelah penandatanganan CSA, rangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed broadband dan seluler untuk pelanggan ritel akan segera dilakukan.
“Telkom Group memastikan bahwa proses integrasi FMC berlangsung transparan dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan,” kata Ririek dalam keterangan resmi, Kamis (6/4).
Untuk transaksi ini, Mandiri Sekuritas dan Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan Telkom, dan HHP Law Firm bertindak sebagai penasihat hukum Telkom.
Sementara itu, Nurhadian Kartohadiprodjo Noorcahyo Legal (NKN Legal), Muhtar Halim & Partners Law Office (MHP Law Office), dan Purbadi & Associates bertindak sebagai penasihat hukum Telkomsel, serta PT HSBC Sekuritas Indonesia (HSBC) bertindak sebagai penasihat keuangan Telkomsel. Citibank bertindak sebagai penasihat keuangan Singtel. Hiswara Bunjamin & Tandjung bertindak sebagai penasihat hukum Singtel.
Ririek menjelaskan, integrasi dengan Telkomsel yang merupakan salah satu lini bisnis andalan Telkom, akan memungkinkan masyarakat memperoleh layanan broadband yang lebih luas. Di mana pelanggan dapat berpindah tempat dengan bebas, tanpa khawatir kehilangan layanan, demi mewujudkan inklusi digital.
Transformasi bisnis TelkomGroup juga membuka peluang perusahaan untuk beroperasi lebih efektif dan efisien, baik dari struktur bisnis perusahaan, alokasi modal, dan biaya operasional.
“Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel TelkomGroup adalah bagian dari tranformasi bisnis Five Bold Moves untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia,” ucap Ririek.
Pemisahan usaha dan integrasi ini sejalan dengan inisiatif fixed mobile convergence (FMC). Adapun penandatanganan perjanjian ini merupakan bagian penting dalam mengimplementasikan strategi Telkom Group untuk menyediakan variasi layanan broadband, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.
Transaksi ini mendapat dukungan dari Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel. Integrasi ini juga sejalan dengan strategi Singtel untuk terus mengembangkan bisnis dan memperkuat komitmennya di Indonesia.
"Permintaan setelah pandemi untuk broadband berkualitas tinggi dan tren fixed mobile convergence di industri telko global menjadikan langkah ini signifikan bagi Telkomsel dalam memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi terpadu terkemuka di Indonesia dan meningkatkan potensi pertumbuhan yang siginifikan," ujar CEO Grup Singtel Yuen Kuan Moon.
IndiHome memimpin 75,2% pangsa pasar di Indonesia, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan tingkat penetrasi sekitar 14% dibandingkan dengan 40% di seluruh Asia Tenggara. ARPU fixed broadband dikatakan enam kali lebih tinggi dari seluler di Indonesia, dan dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, fixed connection pun dipastikan tumbuh signifikan.