Perusahaan Elon Musk Dapat Izin Tanam Cip di Otak Manusia
Neuralink, perusahaan neuroteknologi milik Elon Musk, menerima izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA untuk uji klinis pertama implan cip pada otak manusia. Peristiwa ini dianggap menjadi tonggak penting bagi startup teknologi ini di tengah penyelidikan AS atas eksperimennya terhadap hewan.
"Persetujuan FDA mewakili langkah pertama yang penting dan suatu hari akan memungkinkan teknologi kami membantu banyak orang," kata Neuralink dalam cuitan di akun Twitternya baru-baru ini.
Menurut laporan karyawan dan mantan karyawan yang dikutip Reuters, Neuralink berharap mendapat persetujuan untuk menanamkan perangkatnya pada 10 pasien. Namun akhirnya perusahaan menegosiasikan jumlah pasien yang lebih rendah, setelah masalah keamanan terangkat. Tidak diketahui berapa banyak pasien yang akhirnya disetujui FDA.
Manajemen Neuralink menjelaskan pihaknya belum melakukan perekrutan pegawai untuk uji coba, dan mengatakan rincian lebih lanjut akan segera tersedia.
Dalam sebuah pernyataan, FDA menjelaskan bahwa lembaga mengizinkan Neuralink untuk menggunakan implan otak dan robot bedahnya untuk uji coba pada pasien, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Tonggak penting datang saat Neuralink menghadapi pengawasan federal menyusul laporan Reuters tentang percobaan implan pada otak hewan.
Sebelumnya, karyawan Neuralink mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan menjalankan operasi pada Monyet, Babi, dan Domba secara tergesa-gesa dan menggagalkannya. Peristiwa itu mengakibatkan kematian pada hewan, karena Elon Musk menekan staf untuk mendapat persetujuan FDA.
Sumber Reuters mengatakan eksperimen hewan menghasilkan data yang mendukung aplikasi perusahaan untuk uji coba manusia. Dia menjelaskan salah satu kasus yang terjadi pada 2021, perusahaan menanamkan perangkat dengan ukuran yang salah pada 25 dari 60 babi yang diuji coba. Semua babi kemudian dibunuh, kesalahan yang menurut karyawan dapat dengan mudah dihindari jika dilakukan persiapan lebih matang.
Pada Mei lalu, anggota parlemen AS mendesak regulator untuk menyelidiki apakah susunan panel yang mengawasi pengujian hewan di Neuralink berkontribusi pada eksperimen yang gagal dan terburu-buru setelah Reuters melaporkan potensi konflik keuangan di panel tersebut.
Departemen Perhubungan melakukan penyelidikan secara terpisah terkait Neuralink mengangkut patogen berbahaya secara ilegal pada cip yang dikeluarkan dari otak monyet tanpa tindakan penanganan yang tepat.
Kantor Inspektur Jenderal Departemen Pertanian AS juga menyelidikan Neuralink untuk mengetahui potensi pelanggaran kesejahteraan hewan.
Penyelidikan diluncurkan di tengah meningkatnya kekhawatiran karyawan bahwa perusahaan sedang terburu-buru bereksperimen, menyebabkan penderitaan pada babi, domba, dan monyet.
Baik Musk maupun Neuralink tidak pernah menanggapi banyak permintaan komentar atas laporan Reuters.
Menurut catatan FDA dan karyawan Neuralink, FDA belum memeriksa Neuralink atas praktik laboratoriumnya.
Victor Krauthamer, Profesor Teknik Biomedis Tambahan FDA mengatakan lembaga biasanya tidak memeriksa fasilitas sebagai bagian dari peninjauan aplikasi mereka untuk uji klinis. Namun hal ini dibenarkan, mengingat kekhawatiran seputar eksperimen hewan Neuralink.
Diketahui, Victor menghabiskan tiga dekade di FDA, termasuk bertugas mengawasi kantor yang meninjau permintaan uji coba manusia untuk implan otak.
"Jika pengujian pada hewan tidak dapat diandalkan, maka persetujuan (percobaan pada manusia) mungkin didasarkan pada data keamanan hewan yang cacat. FDA seharusnya memverifikasi kepercayaan mereka terhadap hasil penelitian pada hewan," kata Krauthamer.