Dari Rugi Rp 2 T, Saratoga Drastis Cetak Laba Rp 15 Triliun Semester I

Lavinda
Oleh Lavinda
30 Juli 2021, 07:10
Peruntungan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tahun ini cukup baik.
Arief Kamaludin | Katadata
Salah satu pemegang saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Sandiaga Uno.

Peruntungan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tahun ini cukup baik. Terbukti, korporasi milik duo pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya itu mengantongi laba bersih Rp 15,3 triliun pada semester I 2021. Nilai ini sekaligus membalikkan kondisi rugi bersih Rp 2,1 triliun pada semester I 2020.

Berdasarkan laporan keuangan, nilai aset bersih atau net asset value (NAV) perusahaan investasi itu ini tercatat senilai Rp 46,5 triliun hingga semester I 2021. Nilai itu melonjak 46,6% dibandingkan NAV pada akhir 2020 yang sebesar Rp 31,7 triliun. 

Pencapaian NAV perusahaan berasal dari kinerja saham sejumlah perusahaan portofolio investasi yang meningkat, terutama dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Selain itu, ada pula PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Provident Agro Tbk (PALM).

Saratoga juga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp 866 miliar pada semester I 2021, meningkat 35,3 persen dari Rp 640 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini sebagian besar disumbangkan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), TBIG, dan MPMX.

Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengatakan kinerja positif perusahaan-perusahaan portofolio investasi telah mendorong pertumbuhan nilai portofolio Saratoga. Kinerja perusahaan juga diikuti dengan pembayaran dividen yang konsisten, sehingga turut memperkuat fundamental Saratoga.

“Kami bersyukur perusahaan portofolio investasi Saratoga mampu menjaga pertumbuhan bisnisnya,” kata Michael dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (29/7).

Ke depan, Michael menyampaikan, emiten berkode saham SRTG ini akan terus menjalankan strategi diversifikasi dalam berinvestasi dan disiplin mengelola keuangan demi menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Rasio utang dan biaya akan terus dikelola dan dijaga dilevel yang efisien. "Saat ini biaya - biaya operasional tahunan terhadap nilai aset bersih berada di posisi sebesar 0,4% dan loan to value 5,7%," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...